Penjelasan:

Perspektif Durkheim dan Marx memiliki pandangan yang berbeda tentang masalah sosial dalam industri. Berikut adalah tiga jenis masalah sosial yang muncul pada kegiatan industri menurut pandangan masing-masing perspektif:

Perspektif Durkheim:

1. Anomie: Menurut Durkheim, anomie adalah keadaan ketika norma-norma sosial menjadi lemah atau tidak efektif dalam mengatur perilaku individu. Dalam konteks industri, anomie dapat muncul ketika norma-norma sosial yang mengatur perilaku di tempat kerja menjadi lemah atau tidak jelas. Ini dapat menyebabkan kerja sama yang buruk antara pekerja dan perusahaan, serta meningkatkan risiko konflik.

2. Alienasi: Durkheim juga mengidentifikasi alienasi sebagai masalah sosial dalam industri. Alienasi terjadi ketika pekerja merasa terasing dari pekerjaannya, perusahaan, dan masyarakat. Hal ini dapat terjadi jika pekerja merasa bahwa mereka hanya dianggap sebagai mesin atau alat produksi, dan tidak dihargai sebagai individu yang memiliki kebutuhan dan keinginan yang unik.

3. Intensifikasi Kerja: Durkheim juga menyoroti intensifikasi kerja sebagai masalah sosial dalam industri. Intensifikasi kerja terjadi ketika perusahaan menuntut produktivitas yang lebih tinggi dari pekerja tanpa memberikan kompensasi yang sesuai. Ini dapat menyebabkan stres, kelelahan, dan bahkan cedera pada pekerja.

Perspektif Marx:

1. Eksploitasi: Menurut Marx, masalah sosial utama dalam industri adalah eksploitasi pekerja oleh pemilik perusahaan. Pemilik perusahaan memanfaatkan tenaga kerja pekerja dengan memberikan upah yang rendah dan memaksakan jam kerja yang panjang, sementara mereka sendiri memperoleh keuntungan yang besar dari hasil produksi.

2. Alienasi: Seperti Durkheim, Marx juga menganggap alienasi sebagai masalah sosial dalam industri. Marx berpendapat bahwa pekerja di industri sering kali merasa terasing dari pekerjaannya dan produk-produk yang mereka hasilkan, serta dari masyarakat secara keseluruhan.