Nanda: "Eh, panas-panas begini enaknya minum es campur ya?"

Alya: "Kamu ini! Kita kan lagi puasa!"

Hansa: "Kita maraton drakor aja, yu!"

Nanda dan Alya: "Ayo, deh!"

Alya: "Lihat, deh! Kalian merhatiin gak, sih? Dari tadi ada orang bolak-balik ngelewatin depan teras kamu, Sa."

Hansa: "Masa, sih? Aku fokus nonton jadi gak ngeuh."

Nanda: "Jangan-jangan maling!"

Hansa: "Waduh, harus waspada, nih!"

Alya: "Tuh, lihat! Dia balik lagi sambil liat-liat ke sini."

Nanda: "Fix! Dia ngincer rumah kamu, Sa!"

Hansa: "Aku samperin aja kali, ya?"

Nanda: "Samperin aja, Sa! Biar takut dianya."

Hansa: "Heh! Kamu mau maling, ya!?"

A:" Bu, bukan!"

Nanda: "Bohong! Ngapain juga kamu mondar-mandir sambil liat-liat ke sini? Masih kecil udah belajar maling!"

Alya: "Ngaku aja kamu mau maling!"

A: "Enggak, Kak."

Nanda: "Aku panggilin warga, ya! Biar kamu diamuk massa!"

A: "Jangan, Kak!"

A: "Ini, sebenarnya aku mau ngasih dompet Kakak. Tadi jatuh di gang. Waktu itu aku liat kakak pas lagi milah botol plastik di tempat sampah."

Nanda: "Eh, iya, bener dompet aku. Terus ngapain mondar-mandir? Kenapa gak langsung permisi aja? Bikin curiga aja."

A: "Anu, Kak. Waktu dompetnya jatuh ada orang sebelum aku yang ambil. Dia ngambil uang yang ada di dompet kakak, dompetnya dibiarin di jalan. Mau aku kejar keburu lari. Jadi aku takut kakak malah ngira aku yang ambil uangnya."

Nanda:" Ah! Jangan-jangan kamu memang ngambil uangnya, 'kan?"

Hansa: "Sudah, Nanda! Gak boleh berburuk sangka! Masih untung uangnya doang yang diambil. Gimana kalau sama KTP dan SIM?"

Alya: "Bilang makasih tuh sama dia!"

Nanda: "Iya, iya. Maaf ya, dek, kakak udah nuduh kamu. Makasih udah mulangin dompetnya."

A: "Iya sama-sama, kak. Lain kali hati-hati."