Pembelian barang secara irasional bisa dilakukan karena berbagai faktor, seperti emosi, dorongan untuk memenuhi keinginan atau kesenangan, pengaruh lingkungan atau teman, kurangnya informasi atau pengetahuan tentang produk, atau adanya tekanan waktu atau penawaran diskon yang berlaku terbatas.

Ketika seseorang membeli barang secara irasional, keputusannya tidak didasarkan pada kebutuhan atau nilai yang rasional, tetapi lebih pada keinginan atau dorongan yang datang dari emosi dan perasaan yang terjadi pada saat itu. Kondisi seperti stres, bosan, kesepian, atau kebahagiaan juga bisa memengaruhi keputusan pembelian yang dibuat secara tidak rasional.

Dalam situasi tertentu, tuntutan sosial juga bisa menjadi faktor dalam pembelian yang tidak rasional. Sebagai contoh, seseorang mungkin merasa perlu untuk membeli produk tertentu karena teman-temannya memiliki barang yang sama atau karena produk tersebut dianggap status simbol yang bisa menunjukkan kekayaan atau status sosial yang tinggi.

Kurangnya informasi atau pengetahuan tentang produk yang akan dibeli juga bisa menjadi faktor dalam pembelian yang tidak rasional. Karena tidak memiliki informasi yang cukup tentang produk, seseorang mungkin tidak bisa membuat keputusan yang tepat dan justru membeli barang yang sebenarnya tidak memenuhi kebutuhan atau tidak berguna.