Proses pembelajaran yang terjadi dalam contoh tersebut dapat dikaitkan dengan Teori Pembelajaran Operant atau teori penguatan. Teori ini dikemukakan oleh psikolog B.F. Skinner dan mengemukakan bahwa perilaku dapat dipengaruhi oleh konsekuensi atau hasil dari perilaku tersebut.

Dalam pertunjukan lumba-lumba, ketika seekor lumba-lumba berhasil melaksanakan suatu tugas, pemandu memberikan makanan sebagai penguatan positif. Pemberian makanan menjadi konsekuensi yang menyenangkan bagi lumba-lumba dan meningkatkan kemungkinan bahwa perilaku tersebut akan terulang.

Proses pembelajaran yang terjadi melibatkan beberapa tahap, yaitu:

   Identifikasi tujuan: Pemandu lumba-lumba menetapkan tujuan atau tugas yang ingin dicapai oleh lumba-lumba, misalnya melompat melalui lingkaran atau mengambil benda dari air.

   Pemberian instruksi: Pemandu memberikan instruksi atau sinyal kepada lumba-lumba tentang apa yang diharapkan dari mereka. Instruksi ini bisa berupa isyarat visual atau suara.

   Melaksanakan tugas: Lumba-lumba mencoba melaksanakan tugas sesuai dengan instruksi yang diberikan. Awalnya, lumba-lumba mungkin mencoba beberapa kali sebelum berhasil.

   Penguatan positif: Setelah lumba-lumba berhasil melaksanakan tugas, pemandu memberikan penguatan positif dalam bentuk pemberian makanan. Pemberian makanan sebagai penguatan positif meningkatkan kemungkinan perilaku tersebut akan terulang.

Contoh penerapan metode pembelajaran ini di dunia kerja adalah dalam pelatihan karyawan. Misalnya, ketika seorang karyawan berhasil mencapai target penjualan bulanan, manajer memberikan bonus sebagai penguatan positif. Pemberian bonus menjadi konsekuensi yang menyenangkan bagi karyawan dan mendorong mereka untuk terus bekerja keras dan mencapai target.

Penerapan metode pembelajaran operant juga dapat ditemukan dalam program penghargaan karyawan, di mana prestasi karyawan diakui dan dihargai melalui penghargaan, promosi, atau kesempatan pengembangan karir. Ini bertujuan untuk memperkuat perilaku yang diinginkan dan meningkatkan motivasi karyawan dalam mencapai tujuan organisasi.

Namun, perlu diperhatikan bahwa metode pembelajaran operant harus diterapkan dengan bijak dan proporsional agar tidak menyebabkan ketergantungan yang berlebihan atau mengabaikan aspek pembelajaran intrinsik seperti kepuasan intrinsik dan rasa pencapaian pribadi.