a. BEP (Break Even Point) adalah jumlah penjualan yang harus dilakukan untuk menutupi seluruh biaya produksi, sehingga keuntungan yang didapat adalah nol.

Untuk mencari BEP, kita perlu menghitung Total Biaya (Total Cost) yang terdiri dari Biaya Tetap (Fixed Cost) dan Biaya Variabel (Variable Cost). Biaya Tetap adalah biaya yang tidak berubah meskipun jumlah produksi berubah, sedangkan Biaya Variabel adalah biaya yang berubah seiring dengan perubahan jumlah produksi.

Total Biaya = Biaya Tetap + (Biaya Variabel per unit x Jumlah Unit)

Biaya Tetap = Opreasional Mesin dan Alat + Pajak + Gaji Manager dan Admin + Sewa Tempat

= Rp. 500.000 + (Rp. 1.200.000 / 12 bulan) + Rp. 1.400.000 + (Rp. 3.600.000 / 12 bulan)

= Rp. 2.450.000

Biaya Variabel per unit = Biaya Bahan Baku / Jumlah Unit

= Rp. 1.000.000 / 400 unit

= Rp. 2.500/unit

Total Biaya = Rp. 2.450.000 + (Rp. 2.500 x 400)

= Rp. 3.450.000

BEP = Total Biaya / Harga Jual per unit

= Rp. 3.450.000 / Rp. 7.500

= 460 unit

Jadi, BEP dalam 1 bulan adalah 460 unit.

b. Untuk menghitung keuntungan yang diperoleh jika menjual 100 unit per bulan, kita perlu menghitung Pendapatan (Revenue) dan Total Biaya.

Pendapatan = Harga Jual per unit x Jumlah Unit Terjual

= Rp. 7.500 x 100

= Rp. 750.000

Total Biaya tetap sama dengan sebelumnya, yaitu Rp. 3.450.000

Total Biaya per unit = Biaya Variabel per unit + (Biaya Tetap / Jumlah Unit)

= Rp. 2.500 + (Rp. 2.450.000 / 400)

= Rp. 8.375/unit

Total Biaya = Total Biaya per unit x Jumlah Unit Terjual

= Rp. 8.375 x 100

= Rp. 837.500

Keuntungan = Pendapatan - Total Biaya

= Rp. 750.000 - Rp. 837.500

= - Rp. 87.500

Jadi, jika menjual 100 unit per bulan, maka keuntungan yang diperoleh adalah minus Rp. 87.500, yang artinya perusahaan mengalami kerugian.