Pengawetan dengan penambahan bahan pengawet lain adalah metode pengawetan makanan dengan menambahkan zat kimia tertentu ke dalam makanan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang dapat merusak makanan. Bahan pengawet yang digunakan bisa berasal dari alami atau sintetis, dan diatur oleh standar keamanan makanan yang berlaku.

Tujuan dari pengawetan dengan penambahan bahan pengawet lain adalah untuk memperpanjang umur simpan makanan dan menjaga kualitas makanan agar tetap baik. Bahan pengawet dapat menghambat atau membunuh mikroorganisme seperti bakteri, khamir, dan jamur yang dapat merusak makanan. Pengawetan dengan penambahan bahan pengawet lain dapat diterapkan pada berbagai jenis makanan, termasuk daging, ikan, buah-buahan, sayuran, dan produk olahan lainnya.

Konsumen yang menjadi target dari pengawetan dengan penambahan bahan pengawet lain adalah siapa saja yang mengonsumsi makanan yang telah diawetkan, termasuk konsumen rumah tangga dan pelanggan industri makanan. Bahan pengawet yang digunakan harus aman bagi kesehatan manusia dan tidak mengganggu kualitas dan rasa makanan.

Alasan keberhasilan pengawetan dengan penambahan bahan pengawet lain adalah karena mampu memperpanjang umur simpan makanan, menjaga kualitas makanan, dan memudahkan pengolahan dan distribusi makanan. Dengan pengawetan, makanan bisa tahan lebih lama sehingga dapat dijual dan dikonsumsi dalam waktu yang lebih lama. Hal ini dapat mengurangi pemborosan makanan dan meningkatkan efisiensi dan keuntungan industri makanan.

Namun demikian, pengawetan dengan penambahan bahan pengawet lain juga memiliki beberapa kelemahan, seperti risiko alergi, intoleransi, dan reaksi negatif lainnya pada konsumen tertentu. Selain itu, penambahan bahan pengawet juga dapat mengurangi nilai nutrisi makanan, tergantung pada jenis dan jumlah bahan pengawet yang digunakan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengawetan yang bijak dan sesuai dengan standar keamanan makanan yang berlaku untuk meminimalkan risiko kesehatan dan menjaga kualitas makanan.