Berilah satu contoh dalil aqli mengenai iman kepada takdir

Berikut ini adalah pertanyaan dari dhieanardin3189 pada mata pelajaran Ujian Nasional untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Berilah satu contoh dalil aqli mengenai iman kepada takdir

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

IMAN QADA DAN QADAR (TAKDIR)

Dalam aqidah islam, iman kepada takdir yang baik maupun buruk (qada & qadar) merupakan rukun iman yang ke-6. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw "Iman itu artinya engkau beriman kepada Allah, para malaikat-malaikat Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan kamu beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk." (HR. Muslim).



Menurut terminologi islam, ada sebagian ulama yang berpendapat bahwa kedua istilah tersebut sama, namun ada juga yang mengatakan bahwa istilah tersebut berbeda. Bagi yang membedakan, pengertiannya adalah sebagai berikut.

Qada diartikan sebagai kehendak atau ketetapan Allah Swt sejak zaman Azali yang ditulis dalam kitab lauhul mahfudz tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan makhluk sebelum makhluk itu diciptakan (maujud) yang akan menjadi kepastian hukum. Ibnu Hajar al-Asqalani, ulama ahli hadits mengatakan bahwa qada adalah ketentuan Allah Swt yang bersifat umum dan global sejak zaman Azali (sunnatullah).

Qadar diartikan sebagai ilmu  Allah Swt tentang apa-apa yang akan terjadi pada seluruh makhluk-Nya pada masa yang akan datang. Ibnu Hajar al-Asqalani, ulama ahli hadits mengatakan bahwa Qadar adalah bagian-bagian perincian dari Qada yang berupa ukuran, kadar, dan keniscayaan.



Kedudukan Qada dan Qadar dalam Kehidupan Manusia

Hakikat dasar dari Qada dan Qadar adalah ghaib alias tidak diketahui oleh makhluk Allah, oleh karena itu hanya mutlak Allah Swt yang mengetahuinya. Ketidakmampuan manusia untuk memahami sepenuhnya terhadap hakikat Qada dan Qadar itulah yang menjadikan manusia terseleksi untuk mempercayai dan mengimani dengan sepenuh hati dan tidak mengimani Qada dan Qadar dan kemudian dapat menentukan kadar keimanan mereka terhadap Allah Swt.

Qada dan Qadar atau takdir merupakan sesuatu yang memiliki kedudukan dalam kehidupan manusia dalam menentukan keadaan di kemudian hari, namun hal tersebut bukan berarti mutlak akan menghilangkan peran manusia dalam menentukan hidupnya baik nasib di dunia yang hanya sementara ini, maupun kehidupan kekalnya di akhirat. Kita masih bisa mengusahakan beberapa hal, meskipun kita tidak tahu hal pasti yang akan terjadi dikemudian hari. Hal tersebut, karena ada dua macam takdir dalam Islam yakni takdir mu’allaq dan takdir mubram.

Takdir mu’allaq

Takdir mu’allaq adalah takdir yang memiliki kaitan yang erat dengan usaha (ikhtiar) yang dilakukan oleh manusia. Besar usaha yang dilakukan oleh manusia itulah memengaruhi Qadar yang akan diraih, sehingga sebesar apa usaha yang dilakukan, sebesar itulah hasil yang didapatkan.

Contoh kasus:

Risma bercita-cita menjadi seorang auditor. Kemudian, dalam hidupnya Risma berjuang secara lahir (dengan belajar) dan batin (dengan berdoa) dan bersungguh-sungguh untuk mewujudkan cita citanya itu. Risma rajin beribadah baik yang wajib maupun yang sunnah, dan tidak lupa selalu berdoa kepada Allah Swt. Dengan berbagai usaha yang telah dilakukan oleh Risma, akhirnya saat dewasa ia berhasil menjadi seorang auditor.

Takdir mubram

Takdir mubram adalah takdir yang terjadi pada diri makhluk yang kejadiannya tidak dapat diusahakan atau tidak dapat diubah melalui usaha manusia (sudah menjadi ketetapan mutlak Allah Swt). Dalam hal ini, usaha atau ikhtiar yang dilakukan oleh manusia sudah tidak lagi berpengaruh terhadap Qada dan Qadar Allah Swt. Hal-hal yang menjadi takdir mubram adalah hal-hal terkait dengan kelahiran dan kematian.

Contoh kasus:

Setiap manusia, fitrahnya adalah lahir sebagai bayi yang kecil mungil dan tidak mengetahui apa-apa, kemudian tumbuh dewasa, dan kemudian menua. Tidak ada satupun manusia yang dapat menolak ataupun mengubah proses kehidupan tersebut. Ketika seseorang sudah tua, tidak ada seorangpun yang dapat mengubahnya menjadi muda kembali. Begitu juga ketika telah tiba ajalnya, tidak ada satupun manusia yang dapat menghalangi kematiannya, bahkan untuk sedetik sekalipun

Penjelasan: maaf kalau salah  

semoga membantu

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh ekoandrianto91 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Tue, 24 May 22