Kebanjiran segara madu tegese wong kang oleh kabegjan kang gedhe matumpa-tumpa.

Pembahasan:

Gaya bahasa yang diturunkan secara turun temurun dalam kehidupan masyarakat Jawa dikenal sebagai pepatah (peribahasa Jawa) yang dalam bahasa Jawa disebut paribasan, bebasan, dan saloka. Ketiga pepatah Jawa tersebut merupakan bentuk gaya bahasa yang berisi pitutur bijak untuk menyampaikan nasihat, teguran, maupun sindiran.

• Paribasan

Paribasan merupakan kata-kata (dalam bahasa Jawa) yang tetap dalam penggunaannya, memiliki makna dan tidak mengandung makna pengandaian. Contoh:

- Adigang, adigung, adiguna

- Ana catur mungkur

- Anak polah bapa kapradhah

• Bebasan

Bebasan yaitu kata-kata (dalam bahasa Jawa) yang tetap dalam penggunannya, memiliki makna kiasan dan mengandung makna pengandaian. Yang diandaikan yaitu sifat, watak, maupun keadaan seseorang. Contoh:

- Bapak kesulah anak molah

- Kebanjiran sagara madu

- Diwenehi ati ngrogoh rempela

• Saloka

Saloka yaitu kata-kata (dalam bahasa Jawa) yang tetap dalam penggunaannya dan memiliki makna pengandaian, dimana yang diandaikan adalah orang, dan dapat menggunakan pengandaian binatang atau barang. Contoh:

- Asu belang kalung wang

- Baladewa ilang gapite

- Gagak nganggo elaring merak

Berdasarkan soal tersebut, pepatah yang digunakan adalah pepatah bebasan yaitu kebanjiran segara madu. Kebanjiran segara madu tegese wong kang oleh kabegjan kang gedhe matumpa-tumpa, artinya orang yang mendapatkan keberuntungan besar bertubi-tubi.

Pelajari lebih lanjut

Pelajari lebih lanjut tentang paribasan, bebasan, saloka pada yomemimo.com/tugas/1058062

#BelajarBersamaBrainly #SPJ4