Dalam memahami sejarah keberhasilan walisongo dalam berdakwah,ada sesuatu yang menarik

Berikut ini adalah pertanyaan dari aura7163 pada mata pelajaran Ujian Nasional untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Dalam memahami sejarah keberhasilan walisongo dalam berdakwah,ada sesuatu yang menarik yang dapat dijadikan ibrah oleh generasi muda saat ini yaitu

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Ada hal menarik yang bisa dimanfaatkan generasi muda saat ini sebagai ibrah dalam memahami kisah sukses khotbah Walisongo yaitu Kecerdasan dan kecerdikan para walisongo dalam berdakwah sehingga dapat diterima oleh masyarakat.

Penjelasan:

"Walisongo" berarti sembilan penjaga. Mereka adalah  Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajad, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Murya dan Sunan Gunungjati. Mereka tidak hidup pada waktu yang sama persis. Akan tetapi, sekalipun tidak saling berkaitan satu sama lain sangat erat hubungannya, tidak hanya dalam hubungan antara guru dan siswa.

Ini adalah simbol-simbol penyebaran Islam di Indonesia, khususnya  Jawa. Tentu saja, banyak karakter lain  juga berperan. Namun, karena perannya yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, serta dampaknya terhadap budaya masyarakat  luas dan mahar langsung, "sembilan wali" ini lebih dari yang lain, sudah menjadi hal yang lumrah. Masing-masing nomor ini memainkan peran  unik dalam penyebaran Islam. Kita mulai dengan Malik Ibrahim, yang telah memantapkan dirinya sebagai "penyembuh" Kerajaan Hindu Majapahit. Disebut oleh Sunan Kalijaga sebagai “Paus dari Timur” oleh penjajah, Sunan Giri menciptakan karya seni dengan  nuansa yang bisa dipahami orang Jawa: bernuansa Hindu dan Budha. Pengalaman pengamat dalam khotbah masih memungkinkan masyarakat nusantara yang multidimensi hidup rukun. Contoh Dakwah yang berhasil mengajarkan Islam secara damai adalah contoh Dakwah yang dilakukan oleh Sunan Kudus. Pada saat itu, orang Hindu menganggap sapi sebagai hewan yang paling suci, sehingga idenya adalah  untuk menghiasnya agar menjadi istimewa. Saat itu, masyarakat dengan cepat berbondong-bondong melihat sapi berhias Sunan Kudus. Saat itu, Sunan Kudus juga berdakwah kepada masyarakat sekitar, dan simpati ini memungkinkan masyarakat tersebut akhirnya masuk Islam. Orang-orang suci tidak suka menyembelih sapi, namun bukan berarti ajaran Sunan memelihara sapi, melainkan rasa toleransi kepada umat Hindu saat itu yang meyakini sapi sebagai dewa.

Pelajari lebih lanjut:

Pelajari lebih lanjut materi tentang walisongo, pada: yomemimo.com/tugas/15651897

#BelajarBersamaBrainly

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh mhamadnoval1 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sun, 19 Jun 22