Jawaban:

Keterbatasan manusia sebagai ciptaan Allah merujuk pada kenyataan bahwa manusia memiliki keterbatasan dalam kemampuan, pengetahuan, dan kekuatan yang dimilikinya. Meskipun manusia telah diberikan akal, kekuatan fisik, dan kemampuan untuk belajar dan berkembang, namun tetap saja manusia tidak dapat mengetahui segala sesuatu, tidak mampu melakukan segala hal, dan tidak dapat memprediksi segala sesuatu yang akan terjadi.

Dalam agama Islam, keterbatasan manusia diakui sebagai sebuah tanda kebesaran Allah. Allah SWT menciptakan manusia dengan keterbatasan ini sebagai bentuk ujian bagi manusia untuk mengembangkan akal dan kemampuan yang dimilikinya seoptimal mungkin, serta untuk mengembangkan rasa syukur kepada Allah SWT.

Dalam Al-Qur'an, Allah SWT mengingatkan manusia tentang keterbatasannya dalam surat Al-Isra ayat 36: "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya."

Oleh karena itu, sebagai manusia, kita harus menerima keterbatasan yang kita miliki dan berusaha untuk mengembangkan potensi yang ada, sekaligus tetap mengakui kebesaran dan kebijaksanaan Allah SWT sebagai pencipta manusia dan alam semesta.