Aku Ingin Sekolah: Kisah Anak Suku Sakai “Abang bacalah!” anak

Berikut ini adalah pertanyaan dari jessyanoviansi pada mata pelajaran Ujian Nasional untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Aku Ingin Sekolah: Kisah Anak Suku Sakai “Abang bacalah!” anak kecil itu membusungkan dadanya. Namanya tertulis di bajunya. “Abang belum bisa membaca,” jawab Langai malu. Ia melihat huruf kecil-kecil di baju anak itu. Lijal pun hanya bisa terdiam. “Abang kan sudah besar!” suara anak kecil itu meninggi, ia merasa keheranan. Sudah besar belum bisa membaca! Gumamnya terdengar oleh Langai. Langai menundukkan kepala ketika dilihatnya Bu Fatimah memandang ke arah mereka. Begitu juga dengan Lijal “Ada apa, Salim?” Bu Guru itu menghampiri mereka. Oh, anak kecil ini ternyata bernama Salim! Langai membatin. Ia menundukkan kepala ketika Bu Guru semakin mendekat. “Bu, abang ini belum pandai membaca. Dia kan sudah besar,” Salim berbisik, tetapi tetap kedengaran. Bu Guru tersenyum, “Abang ini hebat, Salim!” Salim melongo. Bu Guru kembali ke depan kelas. “Anak-anak, ibu bangga pada Abang Langai dan juga Abang Lijal. Semangat mereka untuk bisa bersekolah sangat tinggi. Orang tua Bang Langai dan Bang Lijal masih tinggal di dalam hutan. Jauh dari desa kita. Abang Langai dan Abang Lijal berasal dari Suku Sakai, yakni suku asli yang hidup di pedalaman hutan-hutan di Riau. Mereka harus berjalan kaki beberapa jam melewati hutan dan melalui semak belukar untuk sampai ke sekolah.” Bu Guru tersenyum pada murid-muridnya sambil memandang berkeliling. Semua diam mendengarkan Bu Guru. Mereka, anak-anak suku Sakai yang sudah bermukim. “Meskipun harus mulai dari kelas satu dan sekelas dengan anak-anak sebaya kalian, Abang Langai dan Abang Lijal tetap ingin belajar!” sambung Bu Guru dengan suara lantang. Anak-anak kecil itu menoleh ke arah Langai dan Lijal. Entah siapa yang memulai, tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan. Tepukan itu disusul oleh seisi kelas, termasuk Bu Fatimah. Suasana kelas menjadi riuh. Setelah suasana kembali reda, Bu Fatimah mulai mengajar. Langai mengikuti di dalam hati. Ia belum berani bersuara. Selanjutnya, Bu Fatimah mengajari menulis. Langai dan Lijal diberi pensil dan buku. Langai merasa jari-jarinya kaku ketika memegang pensil. Ini kali pertama ia memegang pensil. Diperhatikannya cara Salim memegang pensil. Lalu, ia mulai meniru. Mula-mula ia agak kesulitan juga, tetapi akhirnya ia mulai terbiasa. Ia mulai menulis apa yang ditulis Bu Fatimah di papan tulis. Langai merasa asyik memainkan pensil di tangannya. Tiba-tiba terdengar suara dentang besi dipukul beberapa kali, pertanda waktu istirahat. Anak-anak berlarian keluar, termasuk Salim. Langai duduk sendiri sambil terus menulis. Lijal mendekati abangnya. Wajahnya tampak cerah. Bu Fatimah mendekati mereka. Ia tersenyum melihat Langai yang sangat bersemangat berlatih menulis. “Pukul berapa kalian berangkat dari hutan tadi pagi?” tanya Bu Fatimah. “Saya tidak tahu, Bu,” jawab Langai, “hari masih gelap ketika kami berangkat dari rumah. Bu Fatimah tersenyum kecut. Ia tahu Langai dan Lijal menempuh perjalanan yang cukup jauh. Wajah mereka terlihat lelah, tetapi semangatnya mengalahkan kelelahan itu. “Bagaimana jika kalian tinggal di rumah Ibu?” Bu Fatimah memandang Langai dengan saksama, “Ibu juga memunyai seorang anak laki-laki, sebaya dengan Lijal. Ia sudah duduk di kelas 4.”Soal 1. Mengapa Bu Fatimah bangga terhadap Langai dan Lijal? Berilah tanda centang (√) pada setiap pernyataan yang benar! *
A. Semangat Langai dan Lijal untuk bisa bersekolah sangat tinggi.
B. Langai dan Lijal pandai dalam pelajaran di sekolah.
C. Sikap Langai dan Lijal yang sangat ramah kepada teman-teman.
D. Perjuangan Langai dan Lijal untuk dapat berangkat ke sekolah.

Soal 2. Jika kamu ingin mencari informasi lebih mengenai kisah tersebut, kata kunci apa yang kamu ketikan pada laman internet? *
A. Suku Sakai pedalaman.
B. Perjuangan suku Sakai.
C. Sekolah anak suku Sakai.
D. Sejarah suku Sakai.

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

A.

Ia tersenyum melihat Langai yang sangat bersemangat berlatih menulis.

A.

karena berasal dari suku sakai pedalaman yang sekolah...

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh waktu6 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sun, 13 Feb 22