Pengaruh kekuasaan VOC terhadap kerajaan Siak, Kanparu dan Indragiri memaksa ketiga kerajaan tersebut melaksanakan perjanjian melawan VOC pada tahun 1822. Isi perjanjian itu adalah VOC melarang Kerajaan Siak untuk bekerja sama atau menandatangani perjanjian dengan negara lain kecuali  Belanda. Akibatnya, ruang gerak Sultan di Siak Sri Indrapura semakin mengecil karena kesepakatan dengan VOC.

Pembahasan:

Kerajaan Islam di Riau dan Kepulauan Riau, dilaporkan oleh Tome Pires (1512-1515), termasuk Siak, Kampar dan Indragiri. Sejak abad ke-13 hingga ke-14, kerajaan Kampar, Indragiri, dan Siak, yang berada di bawah kekuasaan Majapahit, Melayu dan Sing-asari, tumbuh menjadi kerajaan-kerajaan Islam sejak abad ke-15. Sejak penaklukan oleh Sultan Mansur Syah, Siak telah menjadi distrik Malaka di mana Rajaraja ditempatkan  sebagai wakil Kerajaan Melayu. Ketika Sultan Mahmud Syah I berada di Bintan, Raja Abdullah diangkat dengan gelar Sultan Khoja Ahmad Syah di Siak. Pada tahun 1596, Raja Siak adalah Raja Hasan Putra Ali Jalla Abdul Jalil, dan saudaranya yang bernama Raja Husain ditempatkan di Kelantan. Kemudian Raja Muhammad ditempatkan di Kampa. Dari VOC Belanda yang memerintah Malaka pada tahun 1641 hingga abad ke-18, hampir tiga kerajaan,  Siak, Kanparu, dan Indragiri, berada di bawah pengaruh kekuatan politik dan ekonomi VOC. Perjanjian  14 Januari 1676 menyatakan bahwa produk timah hanya boleh dijual kepada VOC.

Pelajari lebih lanjut:

Pelajari lebih lanjut materi tentang kerajaan siak, pada: yomemimo.com/tugas/1712688

#BelajarBersamaBrainly

#SPJ1