Jawaban:

Penjelasan:

Salah satu faktor yang paling dominan dalam perkembangan kemampuan berfikir matematis pada anak adalah interaksi sosial. Teori yang mendukung hal ini adalah Teori Sosial Kognitif yang dikemukakan oleh Albert Bandura.

Menurut teori ini, anak belajar melalui proses sosial yang melibatkan pengamatan, imitasi, dan interaksi dengan orang lain. Dalam konteks perkembangan kemampuan berfikir matematis, interaksi sosial dengan orang-orang di sekitarnya seperti orangtua, guru, atau teman sebaya sangat berpengaruh.

Melalui interaksi sosial ini, anak dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan matematis melalui pengamatan terhadap orang lain yang sudah memiliki kemampuan tersebut, mengikuti contoh yang diberikan, dan menerima bimbingan serta umpan balik. Misalnya, ketika anak melihat orang lain memecahkan masalah matematika atau menggunakan konsep matematis dalam kehidupan sehari-hari, anak dapat belajar dan mengembangkan pemahaman serta keterampilan matematisnya.

Selain itu, interaksi sosial juga dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk berdiskusi, berkolaborasi, dan memecahkan masalah bersama-sama dengan orang lain. Hal ini membantu anak mengembangkan pemikiran logis, analitis, dan kreatif dalam konteks matematika.

Dengan demikian, melalui interaksi sosial yang melibatkan pengamatan, imitasi, dan interaksi dengan orang lain, anak dapat mengembangkan kemampuan berfikir matematis mereka secara efektif. Oleh karena itu, penting bagi orangtua dan pendidik untuk menciptakan lingkungan sosial yang mendukung perkembangan kemampuan berfikir matematis anak, termasuk melalui kolaborasi, diskusi, dan pemberian contoh-contoh yang relevan.