Alasan utama negara di dunia memilih sistem demokrasi langsung dalam pembuatan kebijakan negara adalah karena sistem ini dianggap lebih adil dan memberikan hak yang sama bagi setiap warga negara untuk ikut serta dalam pembuatan kebijakan. Dengan demokrasi langsung, warga negara dapat langsung mengambil keputusan politik melalui mekanisme seperti referendum atau pemilihan langsung.

Selain itu, sistem demokrasi langsung juga dianggap lebih transparan dan memungkinkan warga negara untuk secara langsung mempengaruhi kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Ini membantu mengurangi korupsi dan memperkuat kepercayaan warga negara terhadap pemerintah.

Sistem demokrasi langsung juga dianggap lebih efektif dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat, karena warga negara dapat secara langsung memberikan masukan dan mendiskusikan solusi terbaik untuk masalah tersebut.

Namun, sistem demokrasi langsung juga memiliki beberapa kelemahan, seperti biaya yang tinggi untuk mengadakan referendum atau pemilihan langsung, serta risiko terjadinya polarisasi politik atau pembagian masyarakat ke dalam kelompok-kelompok yang saling bertentangan. Oleh karena itu, negara-negara yang menggunakan sistem demokrasi langsung biasanya juga mengadopsi mekanisme demokrasi terpilih sebagai cara untuk mengontrol kelemahan-kelemahan tersebut.