Seleksi pada ayam petelur dilakukan untuk memilih ayam-ayam yang memiliki potensi tinggi dalam menghasilkan telur dengan kualitas yang baik dan kuantitas yang optimal. Berikut adalah beberapa langkah umum yang dilakukan dalam proses seleksi ayam petelur:

1. Pemilihan Induk:

  - Pilih ayam betina yang memiliki karakteristik yang diinginkan, seperti ukuran tubuh yang ideal, konformasi yang baik, dan struktur tubuh yang kuat.

  - Perhatikan riwayat produksi telur induk, termasuk jumlah telur yang dihasilkan, ukuran telur, dan daya tetas yang baik.

  - Pilih ayam betina yang bebas dari penyakit dan memiliki sistem reproduksi yang sehat.

2. Evaluasi Performa:

  - Pantau produksi telur individu secara teratur. Catat jumlah telur yang dihasilkan oleh masing-masing ayam.

  - Perhatikan kualitas telur, termasuk ukuran, kepadatan cangkang, berat telur, dan persentase telur yang pecah atau cacat.

  - Amati tingkat kelangsungan hidup ayam dan ketahanannya terhadap penyakit.

3. Seleksi Berdasarkan Genetik:

  - Identifikasi karakteristik genetik yang diinginkan, seperti produktivitas tinggi, ketahanan terhadap penyakit, atau kemampuan bertelur pada usia muda.

  - Pilih ayam dengan genotipe yang sesuai melalui metode seperti pengujian DNA atau seleksi berdasarkan keturunan yang dihasilkan.

4. Pemilihan Generasi Berikutnya:

  - Berdasarkan hasil evaluasi dan seleksi, pilih ayam betina yang memiliki performa dan karakteristik yang superior sebagai induk untuk generasi berikutnya.

  - Kombinasikan ayam betina yang memiliki karakteristik yang diinginkan dengan ayam jantan yang memiliki genotipe yang sesuai.

  - Ulangi proses seleksi pada generasi berikutnya untuk terus meningkatkan kualitas dan produktivitas ayam petelur.

Selama proses seleksi, penting untuk mencatat dan memantau data produksi dan performa setiap individu ayam petelur. Dengan demikian, pemilik peternakan dapat membuat keputusan seleksi yang lebih informasional dan mengoptimalkan potensi genetik ayam petelur yang dipilih.