Sejarah masuknya Islam di Nusantara (Indonesia) bermula pada abad ke-7 hingga ke-13 Masehi. Pada awalnya, agama Islam masuk ke Nusantara melalui jalur perdagangan dan pelayaran, yang menghubungkan wilayah ini dengan negara-negara di Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Timur Tengah.

Di awal masuknya Islam ke Nusantara, agama ini dibawa oleh para pedagang dan pelaut muslim yang datang dari berbagai negara di Asia, termasuk India, China, dan Arab Saudi. Mereka membawa buku-buku agama Islam, seperti Al-Quran dan hadis, serta menyebarkan ajaran Islam melalui berbagai cara, seperti mengajar agama, memberikan bantuan kepada masyarakat setempat, dan menikah dengan wanita setempat.

Selain itu, masuknya Islam ke Nusantara juga dipengaruhi oleh keberhasilan perluasan kekuasaan kerajaan-kerajaan Islam di Asia Tenggara, seperti Srivijaya di Sumatra dan Majapahit di Jawa. Kerajaan-kerajaan ini memberikan dukungan kepada kegiatan-kegiatan perdagangan dan pelayaran muslim, sehingga membantu dalam penyebaran agama Islam di wilayah ini.

Pada abad ke-13, Islam telah menjadi agama mayoritas di beberapa wilayah di Nusantara, terutama di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Di Jawa, kerajaan-kerajaan Islam yang terkenal pada masa itu adalah Demak, Cirebon, dan Banten. Di Sumatra, kerajaan-kerajaan Islam yang terkenal adalah Aceh dan Palembang.

Sejak saat itu, agama Islam telah menjadi bagian penting dari kebudayaan dan sejarah Nusantara, dan telah memengaruhi banyak aspek kehidupan masyarakat, seperti tata cara ibadah, sistem keagamaan, hukum, seni, dan bahasa.