Berikut ini adalah pertanyaan dari heldaiin6 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:Bagi orang Betawi, seorang anak laki-laki yang telah berusia sekitar 7 tahun atau lebih harus dikhitan. Khitanan merupakan daur hidup yang dianggap penting, karena setelah dikhitan seorang anak baru boleh disebut muslim. Menurut adat bersunat, bahwa :
"Orang-orang yang beragama Islam, haruslah disunat, masuk Rukun Islam, agar suci dalam menunaikan ibadah sembah¬yang".
Pernyataan di atas menunjukkan bukti kesetiaan/kepatuhan manusia terhadap Tuhan Allah SWT, agar anak tersebut menjadi anak yang saleh. Bagi seorang anak yang berasal dari keluarga muslim, khitanan biasa dilakukan setelah menamatkan 30 juz ayat suci Al Quran atau setelah khatam Al Quran.
Khitanan secara tradisional dilakukan oleh seorang "tukang sunat" atau disebut "Bengkong". Kini tidak jarang orang Betawi yang menggunakan tenaga mantri atau dokter untuk mengkhitan anaknya. Untuk melaksanakan khitanan, tukang sunat biasanya dipanggil ke rumah yang punya hajat.
Selempang terbuat dari kain satin atau beludru yang dihiasi manik-manik dan dipakai di atas gamis di dalam jubah. Selempang dipasang dari bahu kiri menyerong ke pinggang kanan, yang ke¬mudian diikat di atas pinggang.
Sesajian yang disiapkan dalam upacara khitan, yaitu : beras, pisang raja bulu satu sisir, sebutir kelapa, kue-kue tradisional, biasanya berupa dodol, wajik, uli, serta seekor ayam jantan.
Sebelum dikhitan, selepas waktu ashar, anak yang akan di¬khitan terlebih dahulu dimandikan, kemudian dikenakan pakaian indah yang biasanya disewa. Bahan pakaian terbuat dari kain satin yang mengkilap, terdiri dari celana panjang yang longgar dan kemeja tangan panjang serta mengenakan "alpiah" yang bentuknya memanjang ke atas. Hiasan lainnya berupa ikat pinggang yang besar dan diberi asesoris. Anak yang akan di sunat dalam busana ini biasa disebut "Pengantin Sunat". Pakaian pe¬ngantin sunat ini terdiri dari :
a. Baju luar memakai jubah haji berwarna putih dan memakai hem putih pada bagian dalamnya.
b. Celana panjang/pantalon sewarna dengan baju.
c. Kepala memakai alpiah, terbus Arab yang dirangkai dengan rangkaian bunga melati.
d. Sepatu pantofel dengan kaos kaki panjang berwarna putih.
e. Selempang atau ikat pinggang besar yang penuh dengan hiasan
f. Kembang/rangkaian bunga dilingkarkan di leher.
Pakaian kebesaran anak sunat ini lebih banyak memperlihat¬kan dari busana Arab. Hal ini dapat dilihat dari beberapa buah nama bagian pakaian adat tersebut, misalnya tutup kepala yang disebut "alpiah", jubah panjang yang disebut "gamis", dan baju luar yang disebut "jubah/jube".
Bentuk jubah/jube menyerupai bentuk kaftan, dengan belahan Italia hagian muka, berlengan panjang sampai pergelangan tangan, berkrah tinggi mirip krah baju Cina. Pada pinggirannya diberi renda emas. Pada uniumnya dasar warna jubah pengantin sunat berwarna merah, hijau, dan biru.
bentuk gamis mirip dengan baju koko, panjangnya kurang lebih 5 cm, lebih pendek dari baju jubah. Bentuk krahnya tinggi, dengan belahan dada. Umumnya gamis pengantin sunat terbuat dari kain satin atau voile dengan dasar warna putih atau krem.
Tutup kepala di kenal dengan sebutan "alpiah", dibentuk dari lipatan kain agak tinggi dan berbentuk bundar, mirip dengan topi Kaisar Manchu, biasanya dihias dengan ronce bunga melati.
Selempang terbuat dari kain satin atau beludru yang dihiasi manik-manik dan dipakai di atas gamis di dalam jubah. Selempang dipasang dari bahu kiri menyerong ke pinggang kanan, yang kemudian diikat di atas pinggang.
Setelah pengantin sunat ini berpakaian rapi, siap menunggangi kuda berhias atau tandu sesuai dengan kaul yang diucapkan oleh orang tuanya. Kuda berhias ini disewa lengkap dengan musik kendang, kenong dan biasa gong, biasa juga diiringi musik rebana yang dimainkan oleh para remaja putri/putra. Kemudian pengantin sunat diarak keliling kampung dengan para pengawalnya menuju ke tempat keramat, biasanya ke kuburan tempat dimakamkannya "pendiri desa" untuk meminta berkahnya. Sebelum waktu magrib arak-arakan telah selesai dan tiba di rumah kembali.
Selepas magrib diadakan acara selamatan. Para undangan hadir untuk membacakan doa selamat diteruskan dengan Maulidan. Setelah acara pembacaan ayat-ayat suci Al Quran, hidangan disuguhkan kepada para tamu, lalu acara dilanjutkan dengan kesenian/hiburan
Penjelasan:#semogamembantuanda:)
#maafkalauadayangsalah:)
#jadikanlahjawabanyangterbaikyah:)
#janganlupafollowterimakasihnyah:)
#semogamemanfaat:)
#no salin
#no ngasal
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh najwachankaylaaulia dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Wed, 30 Jun 21