7 kaidah kaidah ushul fiqih​

Berikut ini adalah pertanyaan dari yusfialghifari pada mata pelajaran Ujian Nasional untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

7 kaidah kaidah ushul fiqih​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

QOWA’ID AL-FIQH 31-40

Kaidah ke-31

الرخصة لاتناط بالشكّ

Keringanan hukum tidak bisa dikaitkan dengan keraguan.

Contoh kaidah:

Dalam perjalanan pulang ke Grabag Magelang, Abdul Aziz merasa ragu mengenai jauh jarak

yang ditempuh dalam perjalan tersebut, apakah sudah memenuhi syarat untuk meng-

qashar shalat atau belum. Dalam kondisi semacam ini, kang Aziz tidak boleh meng-qashar

shalat.

Seorang yang bimbang apakah dirinya hadats pada waktu dhuhur atau ashar, maka yang

harus diyakini adalah hadats pada waktu dhuhur.

Kaidah ke-32

ما كان اكثر فعلا كان اكثر فضلا

Sesuatuyang banyak aktifitasnya, maka banyak pula keutamaanya.

Contoh kaidah:

Shalat witir dengan fashl (tiga rakaat dengan dua salam) lebih utama dari pada wasl (tiga

rakaat dengan satu salam) karena bertambahnya niat,takbir dan salam.

Orang melakulan shalat sunah dengan duduk, maka pahalanya setengan dari pahala orang

yang shalat sambil berdiri. Orang yang shalat tidur mirung, maka pahalanya adalah

setengah dari orang yangh shalat dengan duduk.

Memishkan pelaksanaan antara ibadah haji dengan umrah adalah lebih utama dari pada

melaksanakan bersama-sama.

Rasulullah SAW. bersabda:

اجرك على قدر نصبك رواه مسلم

Artinya:

“Besarnya pahalamu tergantung pada usahamu. (HR. Muslim)

Kaidah ke-33

ما لا يدرك كله لا يترك كله

Jika tidak mampu mengerjakan secara keseluruhan maka tidak boleh meninggalkan

semuanya

Contoh kaidah:

Seorang yang tidak mampu berbuat kebajikan dengan satu dinar tetapi mampu dengan

dirham maka lakukanlah.

Seserang yang tidak mampu untuk mengajar atau belajar berbagai bidang studi (fan)

sekaligus, maka tidak boleh meninggalkan keseluruhannya.

Seseorang yang merasa berat untuk melakukan shalat malam sebanyak sepuluh rakaat,

maka lakukanlah shalat malam empat rakaat.

Kaidah yang semakna dengan kaidah di atas, adalah perkataan ulama ahli fiqh:

ما لا يدرك كله لا يترك بعضه

Sesuatu yang tidak dapat ditemukan keseluruhannya, maka tidak boleh tinggalkan

sebagiannya.

Kaidah ke-34

الميسور لا يسقط بالمعسور

Sesuatu yang mudah tidak boleh digugurkan dengan sesuatu yang sulit.

Contoh kaidah:

Seorang yang terpotong bagian tubuhnya, maka tetap wajib baginya membasuh anggota

badan yang tersisah ketika bersuci.

Seseorang yang mampu menutup sebagian auratnya, maka ia wajib menutup aurat

berdasarkan kemampuannya tersebut.

Orang yang mampu membaca sebagian ayat dari surat Al-Fatihah, maka ia wajib membaca

sebagian yang ia ketahui tersebut.

Orang yang memiliki harta satu nisab, namun setengah darinya berada ditempat jauh

(ghaib) maka harus dikeluarkan untuk zakat adalah harta yang berada ditangannya.

Nabi SAW. bersabda :

وما امرتكم به فأتوا منه ما استطعتم. رواه شيخان

Artinya:

“Sesuatu yang aku perintahkan maka kerjakanlah semampu kalian.” (HR. Bukhari Muslim)

Kaidah ke-35

ما حرم فعله حرم طلبه

Sesuatu yang haram untuk dikerjakan maka haram pula mencarinya.

Contoh kaidah:

Mengambil riba atau upah perbuatan jahat.

Mengambil upah dari tukang ramal risywah (suapan). Begitu pula dengan upah orang-

orang yang meratapi kematian orang lain.

Kaidah ke-36

ما حرم اخذه حرم اعطاؤه

Sesuatu yang haram diambil,maka haram pula memberikannya.

Contoh kaidah :

Memberikan riba atau upah perbuatan jahat kepada orang lain.

Memberikan upah hasil meramal dan risywah kepada orang lain. Termasuk juga upah

meratapi kematian orang lain.

Kaidah ke-37

الخير المتعدي افضل من القاصر

kebaikan yang memiliki dampak banyak lebih utama daripada yang manfaatnya sedikit

(terbatas).

Contoh kaidah:

Mengajarkan ilmu lebih utama daripada shalat sunah.

Orang yang menjalankan fardhu kifayah lebih istimewa karena telah menggugurkan dosa

umat daripada orang yang melakukan fardhu ‘ain.

Kaidah ke-38

الرضى بالشيء رضى بما يتولد منه

Rela akan sesuatu berarti rela dengan konsekuensinya.

Contoh kaidah:

Menerima suami istri dengan kekurangan yang dimiliki salah satu dari keduanya. Maka

tidak boleh mengembalikan kepada walinya.

Seseorang memita tangannya di potong dan berakibat kepada rusaknya anggota tubuh

yang lain, maka orang tersebut tidak boleh menuntut kepada pemotong tangan.

Memakai wangi-wangian sebelum melaksanankan ihram, teapi wanginya bertahan sampai

waktu ihram maka tidak dikenahi fidyah.

Kaidah yang memiliki makna sama dengan kaidah di atas yaitu :

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh 1124bay dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Tue, 20 Jul 21