Berikut ini adalah pertanyaan dari aplenakafiar367 pada mata pelajaran Ujian Nasional untuk jenjang Sekolah Dasar
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
Setelah Silindung dan Toba ditaklukkan dalam Perang Toba I, Batakmission (zending Batak) mengalami kemajuan dengan pesat, khususnya di daerah Utara.[4] Nommensen berhasil meyakinkan ratusan raja untuk berhenti mengadakan perlawanan.[4] Tentunya, hal ini dapat terjadi setelah Nomensen meyakinkan kembali masyarakat bahwa ia bukan kaki tangan Belanda dan kedatangannya untuk membawa kebaikan.[7] Hal ini tampak dalam tindakan keseharian Nommensen bagi orang-orang Batak waktu itu.[7] Contoh beberapa raja yang akhirnya bersikap positif ialah Raja Pontas Lumbantobing (Sipahutar), Ompu Hatobung (di Pansur Napitu), Kali Bonar (di Pahae), Ompu Batu Tahan (di Balige), dan lainnya.[7] Pada tahun 1881, Nommensen memindahkan tempat tinggalnya ke kampung Sigumpar, dan ia tinggal di sana sampai akhir hayatnya.[9] Pada tahun kematiannya, Batakmission (cikal bakal Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) mencatat jumlah orang Batak yang dibaptis telah mencapai 180.000 orang.[4]
Untuk menjaga tatanan hidup dari ribuan orang yang baru masuk menjadi Kristen, Nommensen menyediakan bagi mereka suatu tatanan yang baru.[5] Pada tahun 1866, ditetapkanlah sebuah Aturan Jemaat.[5] Aturan itu meliputi kehidupan orang Kristen di dalam jemaat maupun dalam lingkungan keluarga menyangkut ibadah, perkawinan, hukum, dan pejabat gerejawi.[5] Di samping itu, Nommensen menerjemahkan kitab Perjanjian Baru ke dalam bahasa Batak.[1] Ia menerbitkan cerita-cerita Batak dan menerbitkan cerita-cerita PL.[1][9] Ia juga berusaha untuk memperbaiki pertanian, peternakan, meminjamkan modal, dan menebus hamba-hamba dari tuannya.[1] Jasa Nommensen juga dikenang oleh orang Batak antara lain karena usahanya di bidang pendidikan dengan membuka sekolah penginjil yang menghasilkan penginjil-penginjil Batak pribumi.[1] Demikian juga untuk memenuhi kebutuhan guru di sekolah, RMG bersama Nommensen membuka pendidikan guru.[1]
Karena kecakapan dan jasa-jasanya dalam pekerjaan penginjilan, maka pimpinan RMG, pada tahun 1881,mengangkat Nommensen sebagai Ephorus.[5] Jabatan ini diembannya sampai akhir hidupnya.[1][5] Pada hari ulang tahunnya yang ke-70, Nommensen mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Bonn.[1][4] Pada tahun 1911, ia memperoleh penghargaan Kerajaan Belanda dengan diangkat sebagai Officier in de Orde van Oranje-Nassau.[4] Ia pun akhirnya mendapat gelar sebagai Rasul Orang Batak.[1]
Strategi penginjilan di Tanah Batak
Strategi misi yang dikembangkan Nommensen ialah mengubah strategi penginjilan awal yang menekankan konversi perorangan dengan mengembangkan strategi yang menekankan konversi kelompok baik keluarga (mencakup keseluruhan anggota keluarga sebagai satu kesatuan) maupun keseluruhan komunitas kepada iman Kristen.[2] Untuk mewujudkan hal itu, Nommensen membuka pos penginjilan (Missionsstation) baru (termasuk sekolah) dengan tujuan menjalin hubungan baik dengan pemuka raja-raja setempat.[7] Para raja inilah yang menentukan berhasil atau tidaknya usaha misi karena mereka merupakan tokoh yang sangat berpengaruh di tengah-tengah masyarakatnya.
Penjelasan:
dari wikped
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh qudsiatin dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Wed, 22 Jun 22