BELANDAA. Situasi Negeri Belanda Abad Sembilan belas.    Abad ke sembilan

Berikut ini adalah pertanyaan dari pd107570339 pada mata pelajaran Ujian Nasional untuk jenjang Sekolah Dasar

BELANDAA. Situasi Negeri Belanda Abad Sembilan belas.

    Abad ke sembilan belas merupakan abad yang sulit bagi perkembangan Gereja Katolik di Negeri Belanda, karena Kerajaan Belanda belum mengakui keberadaan agama Katolik di Belanda. Pemeluk agama Katolik yang telah mulai berkembang secara diam-diam, mendapat tekanan bahkan penindasan. Berbeda dengan Belanda, di Negara Jerman, Perancis dan Belgia agama Katolik telah diterima dan diakui. Maka tidak heran banyak pemuda dan pemudi warga Belanda yang ingin mengabdi pada Tuhan menyeberang ke negeri-negeri tersebut dan masuk dalam biara-biara yang ada di sana. Sementara itu lama kelamaan di Belanda sendiri mulai muncul kelompok-kelompok pemudi yang hidupnya menyerupai hidup membiara yang disebut “Klopyes”, serikat awam yang masuk dalam ordo ketiga St. Fransiskus. Mereka ini dengan kerelaan hati membantu pastor paroki mengajar agama, melayani orang-orang miskin dan orang-orang sakit.

    Tahun 1834, Pemerintah Belanda akhirnya mengakui secara resmi Hierarki Gereja Katolik. Agama Katolik dapat berkembang tanpa mendapat tekanan lagi, bahkan di daerah selatan Belanda pada tahun 1840 telah berdiri beberapa biara yang didirikan oleh ordo-ordo yang berasal dari Belgia dan Perancis.

    Cara hidup biarawan biarawati ini berbeda dengan biara-biara yang lain, yang pada umumnya hidup dalam pertapaan dan berdoa. Mereka justru keluar biara melayani masyarakat yang miskin dan menderita, aktif berinteraksi dengan masyarakat kebanyakan. Cara hidup baru ini ternyata diterima dengan antusias oleh gereja dan masyarakat.

B. Berdirinya Rumah Amal Santu Yosef.

    mereka ini kemudian diikuti pula oleh Nona Maria Greshof yang lahir di Amersfoort 19 Januari 1911. Mereka semua merupakan anggota Ordo II St. Fransiskus yang menghayati semangat St. Fransiskus: mengabdikan diri kepada Tuhan lewat sesama tanpa pamrih, tanpa mengharap balas jasa; semata-mata karena cinta kepada Allah dan sesama.

    Perjalanan karya mereka seringkali mengalami penyelenggaraan Ilahi. Dengan uang yang apa adanya mereka membeli sebuah rumah di Jalan Utrecht di kota Amersfoort tersebut untuk menampung orang-orang terlantar, jompo dan miskin. Rumah itu diberi nama “Rumah Santu Yosef” dan diberkati 14 Mei 1841. Nona Elisabeth Frits dan Maria Greshofpun dipanggil oleh orang-orang dengan sebutan “Suster” dan dengan nama rumah “St. Yosef” itu, merekapun dikenal dengan Suster Santu Yosef. Itulah awal mula nama Suster Santu Yosef. Orang-orang miskin yang saat itu berjumlah 33 orang dirawat dengan penuh kasih, mereka sungguh bahagia tinggal di rumah itu.

C. Rumah Amal Santu Yosef Semakin Berkembang.

    Pada tanggal 13 Nopember 1944, Pastor Vermeulen meninggal dunia sedangkan Pastor Van Hattem pindah ke tempat lain. Maka Pastor Henricus Blom yang telah mendapat gelar kehormatan Mgr. dari Sri Paus dikukuhkan menjadi pastor paroki Amersfoort dan penanggungjawab rumah amal tersebut. Seturut perkembangan waktu jumlah orang miskin semakin banyak, tetapi sukarelawan yang membantu juga semakin banyak. Maka rumah amal itupun perlu diperluas.

    Pada tahun 1850 kembali dibeli sebuah “Het Slusje” dan sebuah gudang di Jalan Muurhuizen, Amersfoort. Setelah gudang tersebut direstorasi, maka rumah amal dipindahkan ke situ. Ini terjadi pada 3 Desember 1852. Selanjutnya mereka juga membeli rumah yang lain yang berdekatan untuk tempat mencuci, mengelantang, gudang gandum, tempat pembakaran roti, rumah potong, gudang makanan serta gudang kayu. Cukup lengkap sebagai sarana untuk berkarya. Yang menjadi masalah selanjutnya adalah, bagaimana membiayai karya-karya yang dijalankan sementara pendapatan sangat sedikit. Maka diputuskanlah menerima penghuni yang mampu membayar tinggi atau yang mau membayar tempat untuk seumur hidup.

    Selanjutnya rumah amal dikembangkan lagi dengan membeli empat buah rumah di Weverssingel dan empat buah rumah di Bloemendalse Binnenpoort. Empat rumah yang terakhir ini diperuntukkan khusus bagi pria. Sejak saat itu pria dan wanita dipisahkan, begitu pula para pengasuhnya. Pengasuh perempuan disebut Suster dan pengasuh laki-laki disebut Bruder.

    Pada tahun 1870 Pastor Henricus Blom membentuk persekutuan rohani bagi para suster dan bruder ini yang masuk dalam ordo ketiga St. Fransiskus dan hidup menurut aturan ordo tersebut. Iman dan kesalehan hidup mereka membuat karya amal ini semakin berkembang. Pada 2 Januari 1870, Elisabeth Frits digantikan oleh Agnes Van Doorn untuk memimpin rumah amal tersebut, oleh karena kesehatannya yang terganggu. Agnes Van Doorn dipilih dengan suara bulat oleh semua suster dan mereka berjanji untuk membantu tugas-tugas beliau.

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

maaf terlalu bagus menurut saye

Penjelasan:

maaa f saya gak gerti '_'

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh randupalvagun2 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Thu, 03 Feb 22