Jawaban:

Contoh penerapan computational thinking dalam kehidupan sehari-hari.

Tugas: memecahkan permasalahan cadangan minyak bumi yang semakin menipis.

• Decomposition: membuat sumber energi alternatif sampah platik menggunakan pirolisis. Pertama mempelajari apa itu pirolisis, kedua mencari tahu dan memahami bagaimana cara membuat pirolisis, ketiga mengetahui bagian-bagian pirolisis, keempat memahami bagaimana proses kerja pirolisis.
• Pattern recognition: mengidentifikasi pada kesamaan fungsi alat penyuling yang ada pada pirolisis dengan alat lain yang ada di lingkungan sekitar.
• Abstraction: mengembangkan rancangan alat pirolisis sesuai dengan ide-ide yang telah dibuat.
• Algorithms: mengurutkan bagaimana cara membuat pirolisis, cara kerja pirolisis dan fungsi dari alat tersebut.

Penjelasan:

Computational thinking atau berpikir komputasi adalah cara yang digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan dengan menggunakan berbagai penulisan program. Pemikiran komputasi adalah cara seseorang merumuskan sebuah masalah kemudian mencari solusinya, seperti komputer yang menyelesaikan sebuah masalah menggunakan cara yang terstruktur.

Pemikiran komputasi memiliki empat tahap utama, yaitu:

1. Decomposition, merupakan pembagian masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil atau sederhana.
2. Pattern recognition, yakni mencari atau mengenali kesamaan pola dalam maupun antar masalah yang ingin dipecahkan.
3. Abstraction, melihat permasalahan secara mendasar sehingga dapat melihat jangkauan luas yang lebih penting dan mengabaikan detil kecil yang sebetulnya kurang relevan.
4. Algorithm, mengembangkan sistem, sekuen, atau langkah-langkah solusi yang dapat diterapkan secara menyeluruh terhadap pola yang sama sehingga lebih efektif dan efisien.

Pemikiran komputasi dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah contoh dari pemikiran komputasi dalam kehidupan sehari-hari.

Siswa mendapatkan tugas dari guru untuk memecahkan permasalahan cadangan minyak bumi yang semakin menipis.

1. Decomposition: pembagian masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil atau sederhana.

Dalam hal ini siswa dapat membuat sumber energi alternatif sampah platik menggunakan pirolisis.

• Pertama mempelajari apa itu pirolisis,
• kedua mencari tahu dan memahami bagaimana cara membuat pirolisis,
• ketiga mengetahui bagian-bagian pirolisis,
• keempat memahami bagaimana proses kerja pirolisis.

2. Pattern recognition: mencari atau mengenali kesamaan pola dalam maupun antar masalah yang ingin dipecahkan.

Pada tahap ini siswa dapat mengidentifikasi pada kesamaan fungsi alat penyuling yang ada pada pirolisis dengan alat lain yang ada di lingkungan sekitar.

3. Abstraction: melihat permasalahan secara mendasar sehingga dapat melihat jangkauan luas yang lebih penting dan mengabaikan detil kecil yang sebetulnya kurang relevan.

Setelah siswa menemukan alat-alat yang dapat digunakan untuk membuat pirolisis selanjutnya siswa mengembangkan rancangan alat pirolisis tersebut sesuai dengan ide-ide yang telah dibuat.

4. Algorithm: mengembangkan sistem, sekuen, atau langkah-langkah solusi yang dapat diterapkan secara menyeluruh terhadap pola yang sama sehingga lebih efektif dan efisien.

Setelah mengetahui apa itu alat pirolisis, mengumpulkan semua bahannya, dan mengetahui cara kerja dari alat pirolisis, maka selanjutnya siswa menyusun langkah-langkah berikut ,yaitu:

• bagaimana cara membuat pirolisis,
• bagaimana cara kerja pirolisis
• dan bagaimana fungsi dari alat pirolisis.

Menyusun langkah-langkah tersebut dapat mempermudah pembuatan pirolisis dan mempermudah dalam menemukan permasalahan apabila pirolisis tidak dapat bekerja sesuai dengan fungsinya.

Pelajari lebih lanjut:

1. Pelajari lebih lanjut tentang materi apa yang di maksud computational thinking pada yomemimo.com/tugas/26366153
2. Pelajari lebih lanjut tentang materi tahap-tahap pemecahan masalah pada computational thinking pada yomemimo.com/tugas/38405720

#BelajarBersamaBrainly