a. Ketika pasangan yang memiliki perbedaan rhesus (misalnya salah satu memiliki Rh-positif dan yang lainnya memiliki Rh-negatif) mengalami kehamilan, hal ini dapat menyebabkan konflik antara sistem kekebalan ibu dan janin. Jika ibu memiliki Rh-negatif dan janinnya memiliki Rh-positif, maka sistem kekebalan ibu akan menganggap sel darah merah janin sebagai asing dan menghasilkan antibodi untuk melawan sel darah merah tersebut. Hal ini dapat menyebabkan reaksi transfusi darah yang tidak sesuai antara ibu dan janin, yang dapat mengakibatkan komplikasi selama kehamilan dan bahkan dapat mengancam nyawa janin.

b. Unsur aglutinogen yang terdapat pada golongan darah sistem ABO adalah antigen A dan antigen B. Sedangkan unsur aglutinin yang terdapat pada golongan darah sistem ABO adalah antibodi A dan antibodi B.

c. Skema transfusi darah sistem ABO dapat ditunjukkan sebagai berikut:

Pasien membutuhkan transfusi darah.

Dokter menentukan golongan darah pasien (misalnya A) dan memperoleh donor darah yang sesuai (misalnya golongan darah A).

Sel darah merah donor diberikan kepada pasien.

Sel darah merah donor akan diserap oleh tubuh pasien dan membantu memperbaiki kekurangan darah yang dialami pasien.

Pada saat terjadi transfusi, antibodi A yang terdapat dalam darah pasien akan bereaksi dengan antigen B yang terdapat pada sel darah merah donor, sehingga menyebabkan aglutinasi (penggumpalan) sel darah merah donor yang tidak sesuai. Namun, karena pasien dan donor memiliki golongan darah yang sama (A), maka tidak terjadi reaksi transfusi darah yang tidak sesuai.