Jawaban:

Konsep big omega (Ω) adalah salah satu dari tiga notasi kompleksitas waktu dalam analisis algoritma, selain big O dan big theta. Notasi ini digunakan untuk menentukan batas bawah (lower bound) dari waktu eksekusi suatu algoritma atau kompleksitas waktu terbaik yang bisa dicapai.

Lebih formal, suatu fungsi f(n) memiliki kompleksitas waktu Ω(g(n)) jika ada konstanta positif c dan n0, sedemikian sehingga f(n) ≥ c * g(n) untuk setiap n ≥ n0. Artinya, jika kita mengambil ukuran masukan algoritma sebagai n, maka notasi big omega menyatakan bahwa waktu eksekusi algoritma setidaknya sebesar c * g(n) untuk sebagian besar kasus.

Secara intuitif, notasi big omega dapat digunakan untuk menentukan batas bawah dari waktu eksekusi suatu algoritma karena memperhitungkan waktu terburuk yang mungkin terjadi pada setiap kasus. Dalam praktiknya, notasi ini sering digunakan bersamaan dengan notasi big O untuk memberikan batasan atas dan bawah dari kompleksitas waktu suatu algoritma.

Sebagai contoh, jika sebuah algoritma memiliki kompleksitas waktu Ω(n^2), maka algoritma tersebut tidak akan pernah berjalan lebih cepat dari waktu eksekusi O(n^2), tetapi mungkin saja berjalan lebih lambat daripada waktu eksekusi O(n^2). Oleh karena itu, notasi big omega sangat berguna dalam memperkirakan waktu eksekusi suatu algoritma dalam kasus terbaik dan terburuk yang mungkin terjadi.