3. Stasiun kerja dalam konteks ergonomi merujuk pada area di mana seseorang bekerja, termasuk perangkat, peralatan, dan lingkungan sekitarnya. Stasiun kerja yang baik diatur untuk memastikan kenyamanan, efisiensi, dan keamanan kerja. Beberapa elemen yang penting dalam stasiun kerja yang mempertimbangkan ergonomi antara lain:

- Postur tubuh yang benar: Stasiun kerja harus didesain sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengguna untuk menjaga postur tubuh yang baik. Ini mencakup penyesuaian tinggi kursi, penempatan monitor pada tingkat mata, dan posisi yang nyaman untuk tangan dan pergelangan.

- Kursi yang ergonomis: Penggunaan kursi yang mendukung punggung dengan baik, memiliki penyesuaian tinggi yang memadai, dan penyangga lengan yang sesuai sangat penting untuk menjaga kenyamanan dan kesehatan pengguna.

- Pencahayaan yang baik: Stasiun kerja harus memiliki pencahayaan yang cukup dan tidak menyilaukan. Pencahayaan yang baik membantu mencegah kelelahan mata dan memastikan visibilitas yang optimal.

- Tatalaksana kabel yang baik: Kabel-kabel di sekitar stasiun kerja harus diatur dengan baik untuk menghindari kekacauan yang dapat menyebabkan risiko tersandung atau terjepit.

- Penggunaan perangkat yang sesuai: Perangkat seperti keyboard, mouse, dan monitor harus dipilih dengan memperhatikan aspek ergonomi. Misalnya, keyboard ergonomis dengan posisi tuts yang nyaman dapat membantu mencegah cedera pergelangan tangan.

Problematika utama penggunaan stasiun kerja dalam penerapan ergonomi meliputi:

- Postur tubuh yang buruk: Penempatan yang salah atau posisi duduk yang tidak benar dapat menyebabkan ketegangan otot, nyeri punggung, leher, dan bahu.

- Ketidaknyamanan dan kelelahan: Kurangnya penyesuaian yang memadai pada kursi atau perangkat yang tidak ergonomis dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan kelelahan yang berkepanjangan.

- Cedera berulang: Penggunaan perangkat yang tidak ergonomis atau postur yang buruk dapat menyebabkan cedera berulang seperti sindrom terowongan karpal atau epicondylitis lateral (tennis elbow).

- Kurangnya kesadaran: Banyak orang yang tidak menyadari pentingnya ergonomi atau tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang cara mengatur stasiun kerja secara ergonomis.

- Lingkungan kerja yang tidak mendukung: Faktor lingkungan seperti pencahayaan yang buruk, kebisingan, atau tatalaksana kabel yang buruk dapat mengganggu kenyamanan dan produktivitas di stasiun kerja.

4. Ciri-ciri masyarakat industri yang umumnya ada di berbagai daerah di Indonesia adalah sebagai berikut:

- Adanya pembagian kerja: Masyarakat industri cenderung memiliki pembagian kerja yang j

elas dan terstruktur. Tugas dan tanggung jawab dibagi antara berbagai pekerjaan dan posisi.

- Penggunaan teknologi dan mesin: Masyarakat industri mengandalkan teknologi dan mesin dalam proses produksi atau manufaktur. Mereka menggunakan peralatan modern dan mengadopsi teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

- Spesialisasi kerja: Dalam masyarakat industri, pekerja seringkali memiliki keahlian atau keterampilan khusus dalam bidang tertentu. Mereka cenderung bekerja pada tugas yang spesifik dan terkait dengan bidang keahlian mereka.

- Adanya perusahaan atau pabrik: Masyarakat industri seringkali berkaitan dengan keberadaan perusahaan atau pabrik yang beroperasi untuk produksi barang atau jasa dalam skala besar.

- Gaji dan upah: Dalam masyarakat industri, gaji dan upah pekerja sering ditentukan berdasarkan kualifikasi, keterampilan, dan kontribusi mereka dalam proses produksi.

- Struktur hierarki: Masyarakat industri cenderung memiliki struktur hierarki yang jelas dalam organisasi atau perusahaan. Terdapat tingkatan dan tingkat kekuasaan yang terbagi antara manajemen, supervisor, dan pekerja.

5. Seseorang dapat dikatakan profesional dalam pekerjaannya ketika mereka menunjukkan sikap dan perilaku yang mencerminkan kompetensi, integritas, tanggung jawab, dan dedikasi dalam menjalankan tugas dan pekerjaan mereka.

Full Jawaban IG : @sc.dava ( Gamuat Di Sini )