landasan filosofis telekomunikasi

Berikut ini adalah pertanyaan dari dwi00998 pada mata pelajaran TI untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Landasan filosofis telekomunikasi

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Terminologi komunikasi pada dasarnya berasal dari akar kata bahasa Latin yakni Communico yang artinya membagi, dan Communis yang berarti membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Sebagai ilmu yang multi disiplin, maka definisi komunikasi telah banyak dibuat oleh para pakar dari berbagai disiplin ilmu. Menurut catatan Dance dan Larson dalam Miller (2005; 3) sampai tahun 1976 sudah ada lebih 126 definisi komunikasi.

Pada dasarnya definisi-definisi tersebut tidak terlepas dari subtansi komunikasi. Jika ditelusuri lebih jauh, maka kajian-kajian komunikasi lebih banyak tercatat dalam studi politik, terutama dalam kaitannya dengan propaganda, pendapat umum dan retorika (public speaking).

Definisi pertama komunikasi dibuat Aristoteles (385-322 s.m) dalam bukunya rethoric yakni ”siapa mengatakan apa kepada siapa”. Definisi itu mengilhami ahli ilmu politik Harold D. Lasswell tahun 1948 yang membuat definisi komunikasi dengan menanyakan ”siapa mengatakan apa, melalui apa, kepada siapa dan apa akibatnya”. Meski banyak yang keberatan apabila kedua konsep yang dikemukakan Aristoteles dan Lasswell dikatakan definisi, namun dalam kenyataannya pikiran kedua tokoh ini telah banyak digunakan dalam praktek-praktek komunikasi.

Kerangka Filosofis

Ilmu Komunikasi tidak bisa dilepaskan dari tiga komponen filsafat ilmu, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Perspektif ontologi memfokuskan pada pemahaman mengenai hakekat obyek kajian ilmu dan teori; sementara epistemologi menyangkut prosedur dan metode mendapatkan pengetahuan; dan aksiologi berkaitan dengan nilai kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia. Ketiga komponen ini merupakan pijakan ilmu komunikasi sejak disiplin ini menjadi bagian kajian ilmiah atau keilmuan (Suriasumantri, 1984: 34-35).

Dalam tiga perspektif filasafat ilmu tersebut, komunikasi sebagai kajian ilmu dapat dipahami sebagai ilmu yang mempelajari tentang pesan antar manusia sebagai obyek telaah, hakekat dan bagaimana wujud pesan-pesan itu (ontologis). Secara epistemologis, dalam cara tertentu yang memenuhi unsur-unsur ilmiah, pesan-pesan antar menusia ini disusun hingga menjadi sebuah ilmu pengetahuan. Dan mengkaji beragam manfaat dan kegunaan ilmu bagi kehidupan manusia (aksiologis).

Studi tentang komunikasi berkembang pesat sejak Perang Dunia I sejalan dengan kemajuan teknologi dan terbitnya buku-buku yang membahas komunikasi secara khusus. Perubahan sosial yang didorong oleh progresivitas dan pragmatisme di abad ke-20 juga mendorong beragam kajian yang melahirkan minat baru terhadap bidang komunikasi. Salah satu contoh dinamika politik yang menghasilkan kahian pesan-pesan publik dalam bentuk propaganda dan opini publik. Contoh lain adalah bagaimana aplikasi komunikasi dalam bidang bisnis atau periklanan yang telah mendominasi beberapa waktu terakhir.

Setelah Perang Dunia II, studi komunikasi berkembang banyak di Eropa dan Amerika Serikat dengan pendekatan yang berbeda. Penelitian di Amerika cenderung bersifat kuantitatif dan mengejar obyektifitas. Sedangkan di Eropa, dipengaruhi oleh aliran pemikiran historis, kultural, dan kritis. Namun secara keseluruhan, studi komunikasi di Amerika dan Eropa merupakan kajian tradisi ilmu Barat. Hal ini yang dibedakan oleh Kincaid (1987) dengan tradisi Timur yang memandang komunikasi secara berbeda (lihat matriks berikut):

Memahami dan Mengetahui

Memahami teori komunikasi bisa jadi merupakan salah satu bagian penting untuk memahami komunikasi sebagai aspek penting dan kompleks dalam kehidupan manusia. Teori Komunikasi dapat membantu mengamati hal-hal yang sebelumnya tidak diperhatikan. Namun demikian, memahami komunikasi adalah pekerjaan yang sulit, sebab banyak ratusan definisi komunikasi.

Dalam penyelidikan komunikasi untuk memperoleh pengertian dan pengetahuan ada tiga tahap yang biasa dilakukan yakni:

Mengajukan pertanyaan (asking questions) yang mencakup pertanyaan mengenai definisi mengenai konsep, pemahaman fakta, dan nilai estetik, pragmatis dan etik. Semua itu diarahkan untuk memperoleh jawaban sistematis dan sesuai fakta.

Pengamatan (observation) sebagai menggunakan kerangka atau instrumen tertentu untuk memperoleh jawaban.

Merumuskan jawaban (constructing answers) yang mencakup upaya mendefinisikan: menggambarkan, menjelaskan dan memberikan penilaian atau kesimpulan. Pada tahap ini dikenal istilah penyusunan teori (Littlejohn dan Foss, 2008: 7).

Belajar mengenai definisi dan teori sangat penting sebagai bagian dari upaya upaya memahami dan bertindak dalam tataran praksis. Berdasarkan pemahaman teori akan bisa mengidentifikasi pola-pola kejadian yang kita alami atau hadapi, sehingga bisa menentukan keputusan mengenai hal yang penting dan tidak.

Bahan Bacaan:

Kincaid, D. Lawrence. 1987. Communication Theory: Eastern and Western Perspectives. San Diego Academic.

Littlejohn, Stephen W dan Foss, Karen A. 2008. Theories of Human Communications Ninth Edition. Belmont: Thomson Wadsworth

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh branliypintar123 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Tue, 06 Jul 21