1. Peningkatan kejahatan cyber: Dengan meningkatnya masyarakat digital, serangan hack dan ancaman cyber semakin berbahaya dan mahal untuk ditangani. Ini membuat organisasi, perusahaan, dan institusi di seluruh dunia terpaksa mengubah cara beroperasi mereka untuk melindungi data dan informasi penting.

2. Hak privasi yang berkurang: Dengan pertumbuhan dunia online, para pengguna khawatir tentang hak-hak privasinya yang berkurang. Akhir-akhir ini telah terjadi tuduhan jahat akan pengumpulan data secara berlebihan oleh beberapa layanan digital, yang menempatkan perusahaan tersebut dalam cahaya buruk di mata pelanggannya.

3. Teknologi obrolan digital: Dalam minggu terakhir, pengguna memiliki kemampuan untuk mengatur video call real time melalui berbagai aplikasi obrolan populer seperti WhatsApp, WeChat, Facebook Messenger, Skype dan banyak lagi. Meskipun ini memudahkan interaksi antar orang yang berjarak jauh dari satu sama lain, ada masalah dengan bagaimana hal ini mendorong ruang privasi online yang lebih kuat.

4. Isu algoritma preadilan deep learning : Algoritma deep learning telah digunakan hampir di setiap aspek teknologi saat ini termasuk di bidang pendidikan serta pengambilan keputusan di ruangan hukum – namun risikonya tetaplah tetap tidak pasti efektifitas dan hakim bisa pergi tanpa aturan acara standar ketika memutuskan kasus secara otomatis melalui software tanpa manusia interverensi pada proses putusannya itu sendiri sehingga efektivitas putusannya akhirnya mengalami keseringan penyimpangan - petugas hukum (advocates) harus waspada akan trend inisiatif siapa saja yang tidak disetujui atau tidak amandemen dari hasil-hasil implementasi algoritma deeplearning maupun artificial intelligence (AI).