Berikut ini adalah pertanyaan dari Shaninda pada mata pelajaran Sosiologi untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Pahamify | Semua Bisa Semua Paham
Sosiologi Kelas 11: Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian
Materi Sosiologi Tentang Konflik Kekerasan dan Perdamaian
Apa kabar Pahamifren? Semoga kamu sehat selalu ya. Kali ini, Mipi mau mengajak Anda mengulas Materi Sosiologi Tentang Konflik, Kekerasan dan Perdamaian nih. Yuk, baca Materi Sosiologi Kelas 11 ini sampai selesai ya!
Apa Itu Konflik?
Sebelum lebih jauh, mari kita bahas dulu tentang pengertian konflik. Adakah di antara kamu yang sudah tahu apa itu konflik? Ya, betul sekali, secara etimologis, kata konflik berasal dari bahasa Latin “ con ” dan “ figere ”.
Kata “con” memiliki arti bersama, sementara “figere” memiliki arti memukul. Dalam KBBI, entri “konflik” didefinisikan sebagai percekcokan; perselisihan; pertentangan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa konflik adalah sebuah kondisi saat ada dua atau lebih pandangan, keinginan, kepercayaan, kepentingan, nilai, atau kebutuhan yang berbeda, berseberangan, tidak sejalan, atau tidak selaras.
Dalam materi Sosiologi tentang konflik, kata ini lebih diartikan sebagai sebuah proses sosial yang terjadi antara dua orang atau kelompok, yang berusaha saling menyingkirkan satu sama lain dengan cara membuat seseorang atau kelompok lainnya tidak berdaya atau bahkan dengan menghancurkan orang atau kelompok tersebut.
Konflik biasanya timbul dari adanya perbedaan-perbedaan dalam kehidupan, seperti perbedaan fisik, kebudayaan, nilai, kepentingan, emosi, kebutuhan, atau pola-pola perilaku antarindividu atau kelompok dalam masyarakat. Perbedaan-perbedaan dalam tersebut dapat memuncak menjadi konflik sosial saat sistem sosial masyarakatnya tidak dapat mengakomodasi perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat tersebut.
Seperti yang terjadi di sekitar kita, konflik memang tidak dapat dihindari dari dinamika kehidupan sosial. Dalam teori konflik, kondisi masyarakat yang plural memang akan terjadi ketidakseimbangan distribusi kekuasaan (authority), sehingga akan selalu ada kelompok-kelompok sosial yang saling bersaing dalam merebut pengaruh dalam suatu masyarakat.
Dari persaingan tersebut kemudian akan muncul kelompok-kelompok yang paling berkuasa atas kelompok-kelompok kelompok lainnya. Kelompok paling berkuasa dan berpengaruh biasanya bersifat elit, sehingga dapat membuat peraturan yang sifatnya lebih membela kepentingan kelompoknya sendiri.
Peraturan-peraturan yang dibuat oleh kelompok yang berkuasa ini dapat berupa hukum yang mengikat kelompok-kelompok sosial lainnya agar tetap patuh. Persaingan antara dua atau lebih kelompok-kelompok sosial inilah yang kemudian menyebabkan terjadinya konflik sosial di masyarakat.
Pengertian Konflik Menurut Para Ahli
Nah, agar kamu lebih paham tentang materi sosiologis tentang konflik dan kekerasan, berikut adalah beberapa pengertian konflik menurut para ahli:
Alo Liliweri mendefinisikan konflik sebagai bentuk kasih karunia yang dihasilkan oleh individu atau kelompok mereka yang terlibat memiliki perbedaan, kepercayaan, nilai, atau kebutuhan.
De Moor berpendapat bahwa dalam suatu sistem sosial dapat dikatakan konflik apabila para penghuni sistem tersebut membiarkan dirinya dibimbing oleh tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang bertentangan dan terjadi secara besar-besaran.
Dean G. Pruitt dan Jeffrey Z. Rubin menilai bahwa istilah “ conflict ” dalam bahasa Inggris memiliki arti perkelahian, pertempuran, atau perjuangan berupa konfrontasi fisik antara beberapa pihak.
Lewis A. Coser menjelaskan bahwa konflik adalah sebuah perjuangan mengenai nilai atau konflik atas status, kekuasaan, niat untuk menetralkan, mencederai, atau melenyapkan lawan.
MZ Lawang mendefinisikan konflik sebagai perjuangan untuk memperoleh nilai tujuan, status, dan kekuasaan ketika pihak-pihak yang berkonflik tidak hanya mendapatkan keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan saingannya.
Robert MZ Lawang berpandangan bahwa konflik adalah sebuah perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka seperti nilai, status, kekuasaan, dan sebagainya. Tujuan dari mereka berkonflik tidak hanya untuk memperoleh kemenangan, tetapi juga untuk mengalahkan pesaingnya atau lawannya.
Soerjono Soekanto mendefinisikan konflik sebagai suatu proses sosial orang per orang atau kelompok manusia yang berusaha memenuhi kebutuhannya dengan jalan pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan.
tolong jadiin jawaban tercerdas dong kak plis
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh hayukari2 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Tue, 24 May 22