Terdapat tiga faktor penyebab multidimensi identitas, yaitu cara pandang yang berbeda terhadap status dan peranan seseorang dalam kelompok, ukuran yang selalu berubah tidak sebanding dengan kemampuan seseorang penyandang identitas, dan budaya masyarakat yang beragam dalam memandang identitas seseorang.

Kakak akan berikan contoh multidimensi identitas berdasarkan faktor penyebabnya.

1. Cara pandang yang berbeda terhadap status dan peranan seseorang dalam kelompok.

Pada kelompok satu dengan yang lainnya memiliki cara pandang yang berbeda tergantung dari nilai dan paham yang mereka yakini.

⇒ Sebagai contoh, pada kelompok atau masyarakat tradisional di pedesaan, bagi mereka yang sakit akan dibawa ke dukun untuk berobat. Sedangkan masyarakat modern menganggap bahwa berobat ke dukun jika sakit adalah hal yang tidak wajar. Masyarakat modern memandang dukun bukan sebagai penyembuh dikala sakit, melainkan individu yang dipercayai mampu berhubungan dengan dunia spiritual atau mahkluk tak kasat mata.

2. Ukuran yang selalu berubah tidak sebanding dengan kemampuan seseorang penyandang identitas.

Ukuran yang dimaksud adalah ekspektasi yang diberikan individu atau kelompok terhadap individu penyandang identitas. Ekspektasi setiap individu dan kelompok adalah berbeda-beda seiring dengan meningkatnya kebutuhan hidup di bermasyarakat serta tuntutan jaman yang berkembang sangat pesat.

⇒ Contoh, seorang lulusan sarjana IT diterima bekerja di salah satu perusahaan teknologi tercanggih di dunia. Lulusan tersebut diharapkan dapat berkontribusi besar dalam perusahaan. Akan tetapi kemampuan personal dia dalam menerapkan ilmunya tidak sejalan dengan ekspektasi perusahaan tersebut.

3. Budaya masyarakat yang beragam dalam memandang identitas seseorang.

Di Indonesia, kita memiliki berbagai ras, suku, dan bahasa. Begitu juga dengan budaya. Budaya daerah yang satu dengan daerah yang lainnya berbeda. Salah satu perbedaan cara pandang budaya ini tercermin dalam masyarakat matrilineal, patrilineal, dan unilateral.

⇒ Sebagai contoh, pada masyarakat patrilineal, seorang ayah dianggap sebagai kepala keluarga. Pada masyarakat matrilineal, seorang ayah tidak dianggap sebagai kepala keluarga karena kedudukan kepala keluarga dipegang oleh seorang ibu. Sementara itu, pada masyarakat unilateral, ayah dan ibu memiliki peran yang penting dalam keluarga.

maaf kalau ada yang salah