1. Konflik peran adalah kondisi seseorang yang berlawanan dengan perannya dalam kehidupan. Misalnya, pekerja yang ditekan untuk mengerjakan pekerjaan yang bukan tanggung jawabnya.
2. Konflik kelompok sosial adalah konflik antarkelompok sosial karena perbedaan kepentingan. Misalnya, konflik antarkeluarga karena perbedaan kepentingan dalam keluarga.
3. Konflik antarkelompok terorganisir dan kelompok yang tidak teroganisir adalah konflik antara kelompok yang memiliki kekuasaan dengan kelompok yang dianggap tidak memiliki kekuasaan. Misalnya, konflik antara polisi dengan massa demonstrasi pada saat melakukan aksi unjuk rasa.
4. Konflik antarsatuan nasional adalah konflik antarkepentingan organisasi. Misalnya, konflik antarpendukung pemilihan ketua RT.

Penjelasan:

Ralf Dahrendorf menilai konflik muncul melalui relasi-relasi sosial yang terdapat dalam sistem. Dahrendorf mengklasifikasikan konflik sosial ke dalam lima bentuk, yaitu sebagai berikut.

1. Konflik peran merupakan suatu kondisi dimana seseorang mendapati kenyataan yang berlawanan dengan perannya dalam kehidupan nyata. Misalnya, pekerja yang ditekan untuk mengerjakan pekerjaan yang bukan tanggung jawabnya.
2. Konflik kelompok sosial merupakan konflik antara kelompok sosial yang terjadi karena perbedaan kepentingan dalam upaya mencukupi kebutuhan kelompok tersebut. Misalnya, konflik antarkeluarga yang disebabkan karena perbedaan kepentingan di dalam keluarga.
3. Konflik antarkelompok yang terorganisir dan kelompok yang tidak terorganisir merupakan konflik antara pihak terorganisir memiliki kekuasaan yang lebih dalam menentukan kebijakan dengan pihak tidak terorganisir yang tidak memiliki kekuasaan. Misalnya, konflik antara polisi dengan massa demonstrasi pada saat melakukan aksi unjuk rasa.
4. Konflik antarsatuan nasional merupakan konflik antarkepentingan organisasi. Konflik ini umumnya terjadi di dalam badan politik baik di tingkat RT, RW, desa, hingga tingkat nasional sekali pun. Misalnya, konflik antarpendukung pemilihan ketua RT.