Istilah "mabuk agama" merujuk pada seseorang yang terlalu fanatik terhadap agama yang dianutnya. Orang yang "mabuk agama" biasanya terlalu fanatik terhadap agama yang dianutnya dan tidak mau menerima pandangan atau pendapat yang berbeda. Mereka juga seringkali tidak memahami atau memahami secara tidak tepat prinsip-prinsip agama yang dianutnya dan menjadi terlalu terpaku pada sebagian kecil dari agama yang dianutnya, serta mengabaikan prinsip-prinsip dasar agama yang lain.

Orang yang "mabuk agama" seringkali tidak memahami konteks atau latar belakang sejarah agama yang dianutnya, sehingga mudah terpengaruh oleh pemahaman yang tidak tepat atau bahkan salah tentang agama yang dianutnya. Mereka juga seringkali tidak mau menerima pendapat atau pandangan yang berbeda dari agama yang dianutnya dan menganggap bahwa agama yang dianutnya adalah satu-satunya agama yang benar, sementara agama lain dianggap salah atau tidak valid.

Istilah "mabuk agama" tidak selalu merujuk pada seseorang yang fanatik terhadap agama dalam arti negatif. Namun, dalam beberapa kasus, orang yang "mabuk agama" dapat menjadi agresif atau bahkan tidak toleran terhadap orang lain yang berbeda agama atau pandangan, dan dapat mengabaikan prinsip-prinsip dasar toleransi dan kebhinekaan. Oleh karena itu, penting untuk memahami prinsip-prinsip dasar agama yang dianut serta memahami konteks dan latar belakang agama yang dianut, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh pemahaman yang tidak tepat atau bahkan salah tentang agama yang dianut.