Primordialisme merupakan salah satu bentuk pengakuan akan adanya ikatan identitas yang lebih kuat terhadap kelompok tertentu yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti agama, suku, etnis, dan sebagainya. Bentuk loyalitas berlebihan terhadap kelompok tersebut dapat menimbulkan perilaku promordialisme yang ditunjukkan oleh tindakan diskriminatif dan eksklusif terhadap kelompok lain yang dianggap berbeda.

Praktik nepotisme, yang terjadi ketika seseorang memberikan prioritas atau keuntungan kepada keluarganya sendiri dalam pengambilan keputusan atau pemberian kesempatan kerja, adalah salah satu contoh perilaku promordialisme. Hal ini terjadi karena adanya loyalitas yang lebih kuat terhadap keluarga atau kerabat daripada kepentingan umum atau kinerja yang adil.

Praktik nepotisme dapat menimbulkan ketidakadilan dan ketidakpuasan di kalangan masyarakat, terutama bagi mereka yang merasa dirugikan atau tidak memiliki akses yang sama dengan keluarga atau kerabat pejabat atau pimpinan. Hal ini dapat memicu konflik dan ketidakstabilan dalam suatu masyarakat atau organisasi.

Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan yang tepat untuk mengatasi praktik nepotisme dan promordialisme lainnya, seperti dengan memberlakukan aturan anti-korupsi dan anti-diskriminasi, serta meningkatkan kesadaran dan pendidikan mengenai pluralisme dan toleransi dalam masyarakat. Dengan demikian, dapat dihindari konflik dan ketidakstabilan yang dapat timbul akibat dari perilaku promordialisme.