Penjelasan:

Untuk menjelaskan analisis saya tentang hubungan kekuasaan antar para aktor politik yang terlibat dalam pemanfaatan sumber daya politik (fisik dan non-fisik), saya akan memberikan contoh kasus dari politik Indonesia.

Pada tahun 2019, Indonesia menyelenggarakan pemilihan presiden yang sengit antara petahana Joko Widodo (Jokowi) dan calon presiden dari partai oposisi Prabowo Subianto. Dalam pemilihan tersebut, keduanya menggunakan berbagai sumber daya politik untuk memenangkan pemilihan, baik sumber daya fisik maupun non-fisik.

Sumber daya fisik yang dimanfaatkan antara lain adalah logistik untuk kampanye, yaitu kendaraan, panggung, sound system, dan lain sebagainya. Selain itu, keduanya juga menggunakan media sosial sebagai sumber daya politik non-fisik, yaitu dengan mengadakan kampanye online dan berbagai bentuk dukungan dari influencer dan buzzer.

Dalam memanfaatkan sumber daya politik tersebut, terdapat hubungan kekuasaan yang terjadi antara keduanya. Petahana Jokowi memiliki kekuatan politik sebagai presiden dan memiliki akses ke sumber daya fisik yang lebih besar, seperti dukungan dari partai politik dan sumber daya negara. Sementara itu, Prabowo Subianto memiliki kekuatan politik sebagai mantan jenderal dan memiliki akses ke sumber daya non-fisik yang lebih besar, seperti dukungan dari tokoh-tokoh militer dan para pengusaha.

Dalam hal ini, terdapat hubungan kekuasaan yang kompleks antara keduanya. Kekuatan politik Jokowi sebagai petahana memberikan akses ke sumber daya fisik yang lebih besar, sedangkan kekuatan politik Prabowo sebagai mantan jenderal memberikan akses ke sumber daya non-fisik yang lebih besar. Keduanya saling bergantung satu sama lain dalam memanfaatkan sumber daya politik tersebut.

Namun, dalam konteks ini juga terdapat elemen yang bisa mempengaruhi hubungan kekuasaan antara keduanya, yaitu faktor eksternal seperti dukungan dari masyarakat dan media massa. Sehingga, analisis tentang hubungan kekuasaan antar para aktor politik yang terlibat dalam pemanfaatan sumber daya politik (fisik dan non-fisik) tidak bisa terlepas dari faktor-faktor eksternal yang mempengaruhinya.