Alasan YouTuber Lebih Berpengaruh daripada Bintang Film dan Sinetron Minggu, 02

Berikut ini adalah pertanyaan dari corenami7 pada mata pelajaran Sosiologi untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Alasan YouTuber Lebih Berpengaruh daripada Bintang Film dan SinetronMinggu, 02 Okt 2022 08:49 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- YouTuber dinilai lebih 'dianggap' dibandingkan dengan selebritas biasa. Yang menjadi pembedanya adalah faktor keterikatan atau engagement. Bagaimana bisa?
Di mata milenial dan Gen Z, platform penyedia layanan video itu sudah menggeser televisi sebagai media utama mengkonsumsi berita dan hiburan.
Kebangkitannya, dan media sosial secara luas, mendorong definisi ulang kata "selebriti". Pasalnya, sejumlah orang yang disebut YouTuber dapat menggiring tren atau opini tertentu.
Tersaingi, stasiun televisi pun bersiasat dengan menarik mereka untuk tampil. Tak cuma itu, selebritas arus utama pun turut mengaktifkan kanal YouTube mereka. Misalnya, Baim Wong, Raffi Ahmad, dan Andre Taulany.
Dilansir dari Forbes, milenial saat ini merupakan demografi konsumen terbesar dengan daya beli sekitar US$1,3 triliun (Rp19.895 triliun dengan kurs saat ini) pada akhir 2015. Menggiurkan tentunya.
Masalahnya, sebagian besar generasi milenial tidak menonton TV dan tidak terlalu peduli dengan apa yang dilakukan selebriti arus utama. Mereka lebih mempercayai informasi di media sosial dan saran peer-to-peer mereka.
Pada 2014, survei Variety meminta remaja AS berusia 13-18 tahun untuk menentukan influencer paling berpengaruh berdasarkan kemampuan untuk didekati, orisinalitas, dan kriteria lainnya. Hasilnya, YouTuber populer menempati lima tempat teratas, sementara selebriti tradisional seperti Jennifer Lawrence dan Katy Perry berada di posisi yang lebih rendah.
Pada 2015, majalah tersebut mencoba penelitian ini lagi. Namun, hasilnya terbukti sama dengan enam tempat teratas untuk bintang YouTube populer.
1. YouTuber lebih ori
Dikutip dari Forbes, selebriti tradisional hampir selalu bertindak sesuai dengan strategi Humas atau PR ketimbang spontanitas.
Selain itu, orang-orang merasa tidak terkoneksi dengan mereka; sulit untuk memahami mana saat settingan mana sosok yang sebenarnya. Dan milenial sangat membenci kepura-puraan. YouTuber sebaliknya. Mereka terhubung lebih baik dengan orang-orang dengan cara mudah didekati, membangun pengalaman intim dengan pemirsa.
20
1 dari 6

ISIP4110
Mereka tidak takut menjadi konyol, lucu, aneh, atau berbicara tentang hal-hal yang sangat sensitif dan pribadi seperti seks, perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, hingga rasisme.
Selain itu, 70 persen remaja mengaku dapat terhubungan dengan para YouTuber lebih baik daripada dengan selebritas tradisional.
2. YouTuber lebih terbuka
Selebritas konvensional tak biasanya memberi balasan komentar atau pertanyaan secara langsung kepada para fan. Jikapun ada komunikasi, itu sebagian besar dilakukan via agensi. Sementara, YouTuber secara teratur membalas di kolom komentar, bisa diakses di media sosial, dan menjadwalkan sesi tanya jawab dengan komunitas tanpa sensor pertanyaan.
Contoh nyatanya, video yang dibuat oleh 25 bintang YouTube teratas menghasilkan penayangan tiga kali lebih banyak, 12 kali lebih banyak komentar, dan dua kali lebih banyak tindakan online (jempol, share, klik, dll) ketimbang video dari selebritas arus utama.
3. YouTuber menggiring tren
Sebagian besar milenial setuju YouTuber memicu lebih banyak tren daripada selebriti konvensional belakangan ini. Faktanya, 70 persen pelanggan mengatakan YouTuber mengubah dan membentuk budaya pop.
Selain itu, 60 persen-nya mengatakan akanmemutuskan membeli produk berdasarkan rekomendasi bintang YouTube favorit mereka daripada rekomendasi bintang TV atau film. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Twente terhadap remaja yang secara teratur menonton YouTube mengungkapkan sejumlah responden mengakui bahwa mereka merasa tertarik "dengan apa yang dikatakan YouTuber yang lebih tua tentang berbagai hal".
Pengaruh YouTuber kemungkinan menjadi makin berkurang pada generasi yang lebih tua. Mereka kurang terpapar budaya YouTube dan lebih memilih media tradisional seperti TV dan surat kabar, 'rumah' bagi selebritas konvensional.
Hal berbeda terjadi pada milenial, yang tingkatnya mencapai titik tertinggi sepanjang masa.
Baca artikel CNN Indonesia "Alasan YouTuber Lebih Berpengaruh daripada Bintang Film dan Sinetron" selengkapnya di sini:

Berdasarkan wacana tentang Youtuber di atas, dalam konsep sosialisasi kegiatan dari Youtuber tersebut dapat dikategorikan dalam sosialisasi sekunder. Kemukakan analisis Anda mengapa konsep sosialisasi kegiatan dari Youtuber tersebut dapat dikategorikan dalam sosialisasi sekunder

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

sosialisasi kegiatan dari Youtuber tersebut dapat dikategorikan dalam sosialisasi sekunder karena youtuber berkomunikasi dan berinteraksi kepada masyarakat luas bukan kepada keluarganya saja tetapi kepada seluruh penonton chanelnya.

Penjelasan:

Sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang dialami individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga).

sosialisasi sekunder adalah proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh Arishanti268 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Tue, 21 Mar 23