Jawaban:

Semua ini adalah opini pribadi. Disarankan berkonsultasi kepada profesional.

Menurutmu, jika suami/istri pernah jadi korban KDRT apa yang harus dilakukan agar rumah tangga tetap bisa berlanjut?

Membicarakan perkara tersebut kepada sang pelaku KDRT. Berbicara dengan hati ke hati, dan berkepala dingin (tidak tersulut emosi). Seringkali, pasangan gagal berkomunikasi karena adanya emosi yang tersulut. Jadi, sebisa mungkin, jauhkan emosi sementara. Pasangan bisa berkonsultasi ke psikolog pernikahan dalam rumah tangga, supaya dapat menemukan jalan keluarnya. Lagi, saya sasarankan berkonsultasi kepada profesional, ya. Agar rumah tangga bisa membaik dan tak perlu berpisah, pelaku harus benar-benar menyesal dan introspeksi diri atas apa yang dilakukannya, serta berjanji untuk tidak melakukan KDRT kembali. Korban juga harus bisa memaafkan, dan memberi kesempatan. Baik pelaku maupun korban, harus sama melakukan pengorbanan agar mendapatkan rumah tangga yang harmonis kembali. Jika kedua kondisi tersebut—pelaku membaik, korban dapat memaafkan—tidak terpenuhi, maka sebaiknya rumah tangga dipisahkan. Berada di lingkungan kotor seperti ini memiliki banyak sekali dampak buruk, seringkali menyebabkan gangguan mental hingga kematian.

Apakah sebaiknya memilih berpisah?

Ya. Ini adalah opini pribadi, tetapi apapun masalahnya, sudah sebaiknya tidak menggunakan kekerasan terlebih pada orang yang kita cintai. KDRT memiliki dampak negatif yang sangat banyak. Bisa mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, trauma berkepanjangan, dan masih banyak lagi. Dampak KDRT pada anak juga tidak main-main. Hidup hanya sekali, lebih baik kita dapat menemukan rumah yang lebih nyaman. Korban harus memikirkan lagi apakah mempertahankan rumah tangga yang menggunakan kekerasan itu pilihan yang baik.

Semoga harimu indah, terima kasih.