Jawaban:

Pemeriksaan status gizi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara klinis dan biokimia. Berikut adalah perbedaan antara kedua metode tersebut:

1. Pemeriksaan Status Gizi Secara Klinis

Metode pemeriksaan ini dilakukan dengan mengamati tanda-tanda fisik pada tubuh seseorang, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas (LILA), lingkar kepala (LIKA), dan indeks massa tubuh (IMT). Pemeriksaan klinis bisa memberikan gambaran umum tentang kondisi gizi seseorang.

2. Pemeriksaan Status Gizi Secara Biokimia

Metode pemeriksaan ini melibatkan pengukuran kadar nutrisi tertentu dalam darah atau urin untuk mengetahui status nutrisi seseorang secara lebih rinci. Contohnya, kadar albumin dalam darah dapat digunakan untuk memperkirakan status protein tubuh.

Jika Anda sebagai penderita KEP (Kekurangan Energi Protein), maka pemeriksaan yang cocok untuk Anda adalah pemeriksaan status gizi secara klinis. Hal ini dikarenakan pada kondisi KEP biasanya terlihat tanda-tanda fisik seperti berat badannya yang rendah atau kurus, kulit terlihat keriput dan kasar serta rambut mudah rontok dan tidak sehat. Dalam hal ini, pengukuran LILA juga penting karena dapat memberikan informasi tentang adanya edema pada bagian lengan yang menunjukkan kekurangan protein.

Meskipun demikian, jika diperlukan informasi yang lebih rinci tentang status nutrisi Anda, maka pemeriksaan biokimia juga dapat dilakukan untuk melengkapi hasil pemeriksaan klinis. Namun, pada umumnya pemeriksaan klinis sudah cukup akurat dalam menentukan status gizi seseorang.