Berikut ini adalah pertanyaan dari bellahabsyie08 pada mata pelajaran Sosiologi untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
khaldun dan bagaimana cara menggunakan pemikiran tersebut dalam menyikapi sebuah
gejala sosial ?
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Kontribusi Ibn Khaldun dalam Pemikiran Sosiologi
Muslim yang hidup pada masa Pertengahan Islam. Beliau dikenal sebagai sejarawan dan bapak sosiologi Islam yang hafal al Quran sejak usia dini. Ibnu khaldun dalam lintasan sejarah tercatat sebagai ilmuwan Mulim pertama yang serius menggunakan pendekatan historis dalam wacana keilmuwan Islam. Sejak al Kindi, al farabi sampai sekarang pemikiran Islam hanya menyinggung masalah Manthiq, Tabi'iyyat dan Ilahiyat. Ilmu -- ilmu kemanusiaan, termasuk sejarah, tidak atau belum pernah menjadi suatu bidik telaah keilmuan yang serius.
Ibnu Khaldun sangat berbeda dengan pakar sosiologi lainnya seperti comte, Thomas Mann, dan Spencer yang mana para pakar sosiologi dan filosof melihat manusia lebih menekankan pada segi kepribadiannya sedangkan Ibnu Khaldun lebih banyak melihat manusia dalam hubungan, interaksi manusia itu sendiri dengan kelompok -- kelompok yang ada disekitarnya. Oleh karna itulah ibnu khaldun sering disebut bapak Soiologi dan Antropologi.
Karya -- karya Ibnu Khaldun memiliki nilai yang sangat tinggi diantaranya , at -- Ta'arif bi Ibn Khaldun (Sebuah kitab autobiografi, catatan dari kitab sejarahnya); Muqaddimah (Pendahuluan atas kitabu al -- 'ibar yang bercorak sosiologis historis dan filosofis) ; Lubab al Muhassal fi Ushul ad -- Diin (sebuah kitab tentang Permasalahan dan pendapat -- pendapat teologi, yang merupakan ringkasan dari kitab Muhassal Afkar al Mutaqaddimin wa al Muta'akhiriin karya Imam Fakhruddin ar -- Razi).
Dalam kontribusinya terhadap Sosiologi Ibn Khaldun menyumbangkan beberapa pemikiran, di antaranya:
1. Al-Umran; Membangun Paradigma Peradaban Masyarakat
Ibnu Khaldun menyatakan bahwa ilmu ini merupakan kumpulan dari segala ilmu pengetahuan, termasuk di antaranya ilmu sosiologi. Al-Umrn mempunyai makna luas, meliputi seluruh aspek aktifitas kemanusiaan, di antaranya frame geografi peradaban, perekonomian, sosial, politik, dan ilmu pengetahuan. Maksud dari al-umrn dalam kerangka pemikiran Ibnu Khaldun adalah ilmu metodologi umum yang membahas tentang dasar-dasar peradaban, dan dengannya, tercapai puncak peradaban bumi. Secara natural, menurut Ibn Khaldun, manusia membutuhkan interaksi dalam menumbuhkan peradaban, karena menurutnya manusia secara tabiat adalah makhluk sosial. Oleh karena itu, manusia harus berkumpul, karena hal ini merupakan karakteristik kesosialannya. Hal seperti ini mengandung makna esensial dari sebuah peradaban.
Pertemuan sangat urgen bagi kehidupan manusia. Tanpa pertemuan, keberadaannya tidak sempurna. Tuhan berkeinginan memakmurkan bumi ini oleh mereka semua dan memberikan khilafahnya hanyalah kepada mereka.Ibn Khaldun terkenal dengan teorinya, "tingkat keberadaan kekayaan" bisa menentukan kelas sosial. Dalam hal ini, ia berkata; ...kemudian kekayaan itu terbagi-bagi di masyarakat, dan membentuk tingkat kedudukan sosialnya. Kelas paling tinggi adalah kedudukan raja, tidak ada yang tinggi lagi yang bisa memberikan sesuatu kepada manusia lainnya.. Sedangkan kelas bawahan adalah dari orang yang tidak mempunyai apa-apa di kalangan yang sejenisnya, serta di antara kalangan yang berbeda- beda kelasnya.
Kemudian ia menghubungkan sifat kebaikan dengan kefakiran. Menurutnya bahwa kita banyak menemukan dari orang- orang yang selalu berbuat senang-senang dengan kemewahan dan kemuliaan, tetapi tidak mencapai pada tingkat kebahagiaan, melainkan mereka mencari-cari lahan kehidupan pada pekerjaannya, sehingga mereka pun menjadi fakir dan miskin.
2. Peletak Dasar Sosiologi
Ibnu Khaldun bukan hanya seorang filsuf, melainkan juga sosiolog, politikus dan ahli sejarah. Sosiologi menurutnya merupakan sarana untuk memahami sejarah dan kondisi sosial masyarakat pada suatu generasi, proses perubahan dalam suatu masyarakat, faktor dan pengaruhnya dalam peta peradaban suatu bangsa. Dalam konteks sosiologi, Ibnu Khaldun membagi masyarakat menjadi tiga tingkatan:
Masyarakat primitif dimana mereka belum mengenal peradaban, hidup berpindah-pindah dan hidup secara liar.
Masyarakat pedesaan, hidup menetap walaupun masih sederhana. Mata pencaharian mereka dari pertanian dan peternakan. Dalam kelas ekonomi mereka dibagi menjadi tiga, yaitu: petani, penggembala sapi dan kambing serta penggembala unta.
Masyarakat kota. Masyarakat ini menurutnya sebagai masyarakat berperadaban, di mana mata pencahariannya dari perdagangan dan perindustrian. Tingkat ekonomi dan kebudayaan cukup tinggi, mampu mencukupi kebutuhannya bukan hanya kebutuhan pokok, me
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh gustianineni15 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Tue, 11 May 21