Tetapi sebelumnya, saya bukan siswa jurusan IPS ya...

Klo ada salah nanti saya edit jawabannya

maaf lama, soalnya tadi sudah mengisi, namun laptop error jadi tidak terkirim.

Jawaban: Bisa

Jika terjadi konflik.

atau, klo istilah yg sedang tren yaitu sudah beda frekuensi.

Penjelasan:

Karena apabila suatu anggota yang berada dalam suatu kelompok in-group tersebut terjadi konfik sesama anggota lainnya, tidak dapat dipungkiri hal itu justru akan membuat kerenggangan hubungan antar anggota yang akan mengakibatkan pecah belahnya kelompok, berkurangnya rasa emansipasi sesama anggota, timbulnya perpecahan, persertuan, berkurangnya kedekatan anggota, dan jika suatu kelompok mempunya misi / tujuan bersama maka untuk mencapai tujuan tersebut berkurang daya nya, karena adabeberapa anggota yang hilang, kelompoknya sudah tidak utuh lagi. Sehingga anggota yang semula mendukung, bergabung, mengikuti, mematuhi, dan melayani jadi berbanding terbalik menjadi musuh, lawan, berontak, dan menjelekkan.

Sebaliknya juga, apabila yang semula musuh/lawan bisa menjadi kawan apabila musuh/lawan tersebut pada kelompoknya terjadi hal yang sudah disebutkan di atas. Atau hal lain yang dapat membuat orang out-grup bisa menjadi in-grup karena kesamaan tujuan dan perbedaan tujuan. Misal, orang dari kelompok x sudah tidak ingin lagi menjadi kelompok y karena terjadi perbedaan pemikiran dan tidak suka dengan tujuan/visi misi nya. Jadi anggota tersebut memutuskan untuk keluar dari grup x. Pada pandangan grup x orang tersebut sebagai lawan karena keluar dan menjadi out-grup, sedangkan ia masuk ke grup y, dlm pandangan grup y, ia menjadi in-grup karena masuk/bergabung dan menjadi kawan.

_________________________

Sumber referensi dan ide:

• Pengertian dasar in-grupdanout-grup
• Politik (partai politik)