Adat di desa pacar peluk

Berikut ini adalah pertanyaan dari gustimuhammad756 pada mata pelajaran Sosiologi untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Adat di desa pacar peluk

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Desa Pacarpeluk yang sekarang ini terdiri dari 4 (empat) Dusun / Dukuhan : Dusun Pacar, Dusun Peluk, Dusun Soko dan Dusun Tegalrejo masing-masing mempunyai sejarah sendiri-sendiri.

Disini Penulis mencoba mengungkap dan memaparkan sebuah kisah tentang asal-usul pemberian nama dusun-dusun tersebut, dan juga nama Desa Pacarpeluk yang menurut kebanyakan orang kedengarannya aneh dan lucu. Data ini diperoleh dari keterangan para sesepuh dan pinisepuh desa yang berada di masing-masing Dusun.

Dahulu kala Desa Pacarpeluk belum berpenghuni dan masih berupa hutan belantara. Pada suatu waktu datanglah seorang pengembara bernama Mbah Wono-yudho yang berasal dari Jipang Manolan daerah Blora, Jepara berniat untuk membabat hutan untuk dijadikan tempat tinggal/pemukiman nemun tidak diketahui dengan pasti tahun berapa beliau dating. Dalam pembabatan hutan yang pertama banyak dijumpai pohon/kembang pacar yang dibuat untuk pitek akhirnya daerah itu dinamakan Dukuh (Dusun) Pacar. Selang beberapa waktu datanglah seorang pemuda pengembara bernama Kalam yang juga berasal dari Jawa Tengah bermaksud untuk membantu Mbah Wonoyudho untuk membabat hutan yang akhirnya dijodohkan dengan putrinya KikLiyah. Menurut cerita para sesepuh Mbah Kalam ini seorang yang sangat ’Alim, ahli dalam semua ilmu agama Islam. Adapun putra mbah Wonoyudho antara lain : Kik Wiroyudho, Kik Joyosudho, Kik Reksoyudho dan Kik Ranuyudho. Mereka semua saling bahu- membahu dan terus menerus dalam membabat hutan untuk memperluas wilayah pemukiman dan areal untuk bercocok tanam guna memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Pada suatu waktu pembabatan hutan dilanjutkan ke sebelah utara dukuh Pacar (sekarang Dusun Peluk). Disitu Mbah Wonoyudho bersama putera-puteri dan menantu- nya bertemu dengan seorang laki-laki yang menurut narasumber berasal dari Proko, Perak, yang bertapa (bersemedi) dibawah pohon mangga dengan memakai kupluk kuncir dengan membawa bekal nasi yang dikepeli kemudian dimakan dengan cara : dipuluk dengan tangan. Mengetahui kejadian seperti itu maka untuk menandai peduku- han tersebut diberi nama Dukuh Peluk, dari istilah nasi sak Kepel-kepel terus dipuluk.

Setelah Mbah Wonoyudho wafat maka perjuangan untuk mengembangkan wilayah pemukimandan areal persawahan dilanjutkan oleh Wiroyudho dan saudara-saudarinya. Akhirnya mereka membabat hutan disebelah timur agak ke selatan dukuh Pacar yang mana pada pembabatan hutan tersebut banyak dijumpai pohon Soko, maka untuk mem- beri nama daerah itu diambil nama Dukuh Soko.

Penjelasan:

semoga membantu

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh rahayuafifahintan dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sat, 03 Jul 21