4. Mengapa terjadi ketidaksetaraan menurut teori fungsional?​

Berikut ini adalah pertanyaan dari fitrisopianifs pada mata pelajaran Sosiologi untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

4. Mengapa terjadi ketidaksetaraan menurut teori fungsional?​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Teori Fungsionalis

Teori ini mengemukakan bahwa semua bagian di masyarakat mempunyai fungsinya masing-masing dalam masyarakat tersebut. Semua bagian masyarakat ini saling bekerjasama untuk membangun tatanan sosial yang stabil dan harmonis. Jika terdapat Satu elemen dari masyarakatnya tidak memfungsikan tugasnya dengan baik, maka dapat menimbulkan ketidakteraturan di sebuah keadaan sosial. Pada akhirnya ketidakteraturan itu menimbulkan suatu bentuk masalah sosial.

Berdasarkan teori fungsional ini, ada

dua pandangan tentang masalah sosial.

Kedua pandangan tersebut adalahKedua pandangan tersebut adalah patologi sosial dan disorganisasi sosial. Dalam patologi sosial, permasalahan sosial diibaratkan sebagai penyakit dalam diri manusia. Penyakit yang timbul tersebut, penyebabnya ialah salah satu bagian tubuh tidak mampu bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya.

teori permasalahan sosial

Dalam teori fungsionalis, pelaku kriminal termasuk dalam penyakit sosial yang merusak tatanan fungsi sosial di masyarakat yang stabil.

Penyakit sosial seperti kriminalitas, kekerasan, dan kenakalan remaja tumbuh dalam masyarakat karenaperan-peran sosial seperti institusi keluarga, agama, ekonomi dan politik sudah tidak berfungsi maksimal dalam mensosialisasikan nilai dan norma yang baik. Sedangkan menurut pandangan disorganisasi sosial, masalah sosial bersumber dari perubahan sosial yang cepat, yang kemudian mempengaruhi norma sosial.

Teori Konflik

Menurut teori ini, masalah sosial muncul dari berbagai macam konflik sosial, yaitu konflik kelas, konflik etnis dan konflik gender. Ada dua perspektif dalam teori konflik, yaitu teori Marxis dan teori Non-Marxis. Teori Marxis terjadi karena adanya ketidaksetaraandalam kelas sosial. Oleh karena itu, Teori Marxis muncul untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul akibat ketidaksetaraan tersebut. Berbeda dengan Teori Marxis, teori Non-Marxis berfokus pada konflik antarkelompok sosial di masyarakat. Konflik tersebut disebabkan oleh kepentingan yang berbeda antara satu kelompok dengan yang lain.

Teori Interaksi Simbolis

Teori ini mengemukakan bahwa setiap orang bertindak berdasarkan makna simbolik yang muncul dalam sebuah situasi tertentu. Ada dua paham dalam teori ini yang mengkaji tentang masalah sosial. Teori pertama adalah teori pelabelan (labelling theory). Menurut teori pelabelan, sebuah kondisi sosial di dalampelabelan, sebuah kondisi sosial di dalam masyarakat dikatakan bermasalah karena kondisi tersebut sudah dianggap sebagai suatu masalah.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh unknown dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sat, 02 Apr 22