cari informasi tentang budidaya ulat sutera.... tolong ya​

Berikut ini adalah pertanyaan dari irafatmawati812 pada mata pelajaran Seni untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Cari informasi tentang budidaya ulat sutera....
tolong ya

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Ulat sutera (Bombyx mori L.) merupakan salah satu jenis serangga yang dapat menghasilkan

benang dengan kualitas yang sangat baik yang kemudian diolah menjadi salah satu kain

unggulanyang sangat berkelas yakni kain sutera. Berkat kualitas dan popularitasnya, harga kain sutera initergolong mahal. Padahal, pasokan benang sutera saat ini masih belum mencukupi permintaandari konsumen sehingga pemerintah masih mengandalkan impor untuk memenuhi pasokanbenang sutera. Tidak mengherankan apabila prospek budidaya ulat sutera dinilai cukupmenjanjikan untuk dikembangkan.

Dalam budidaya ulat sutera, terdapat tiga faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilannya

yaitu kuantitas dan kualitas pakan (daun murbei), kemampuan dan ketrampilan petani, dan

kondisi biofisik lokasi budidaya. Terdapat beberapa tahap dalam teknik budidaya ulat sutera,

meliputi:

a. Penanganan telur ulat sutera

Telur ulat diletakan pada tempat yang datar dan disebar secara merata di kotak penetasan. Pada

kotak tersebut dipasang kasa/kertas putih tipis. Apabila pada telur tersebut sudah mulai nampak

telur yang berwarna transparan dan terlihat titik biru, maka diadakan perlakuan penutupan telur

dengan kain berwarna hitam/gelap (umunya 1-2 hari). Tujuan adanya perlakuan penggelapan

tersebut agar telur menetas secara merata dan dalam waktu yang relative bersamaan. Setelah

80-90% telur sudah terlihat transparan dan terdapat titik biru, maka kain hitam tersebut dibuka

sampai seluruh telur menetas sempurna.

b. Pemeliharaan ulat sutera

- Pemeliharaan ulat kecil (Instar I-III)

Ulat yang baru keluar dari telur kelihatan kecil kehitam-hitaman atau coklat gelap dengan kepalabesar, serta badannya masih tertutup rambut. Pada fase ini ulat sudah bisa diberi makan irisantipis daun murbei muda. Pada hari kedua, tubuhnya menjadi gemuk, warnanya kehijau-hijauandan rambutnya seolah-olah rontok. Setelah itu, ulat akan berhenti makan untuk memasuki masaistirahat dan diakhiri dengan pergantian kulit. Fase diatas disebut dengan instar I. Setelahberganti kulit, larva ulat mulai memasuki instar II dan selanjutnya memasuki instar III yangbiasanya didahului masa istirahat dan berganti kulit. Lama tiap instar tidak sama, pada umumnyamasa yang terpendek ialah instar II, I dan III dengan masa istirahat lebih kurang satu hari.Peralihan tiap instar ditandai denganberhentinya makan (ulat istirahat) dan terjadinyapergantian kulit. Pada fase pemeliharaan ulat kecil ini pada umumnya selama 12 hari.

- Pemeliharaan ulat besar (Instar III-V)

Ulat terus bertumbuh besar, irisan daun murbei semakin besar dan kebutuhan pakan ulat

semakin banyak. Pada instar IV umur ulat 4-5 hari, sedangkan pada instar V umur ulat 6-7 hari.

Pada akhir instar V sudah tidak terjadi pergantian kulit, tubuh ulat terlihat transparan dan ulat

berhenti makan. Pada fase ini ulat sudah mulai mengeluarkan serat sutera dan memasuki fase

pengokonan (ulat sudah matang). Lama fase pemeliharaan ulat besar ini pada umumnya selama13 hari. Namun, pada lokasi dengan kelembaban rendah membuat umur ulat relative panjang.

c. Proses pengokonan

Periode hidup mulai dari telur menetas sampai proses pengokonan kurang lebih satu bulan.

Setelah akhir instar V, ulat mulai proses pengokonan dengan mengeluarkan serat sutera yangdihasilkan oleh kelenjar sutera (silk gland) yang berada di mulut larva ulat. Selanjutnya, ulat akanberubah menjadi pupa didalam kokon selama 2-3 hari dan akan berubah menjadi kupu setelah8-9 hari. Pemanenan kokon ulat sutera dilakukan sebelum kupu keluar dari ujung kepompong.

d. Panen dan seleksi kokon

Waktu panen kokon dilakukan 6-7 hari sejak proses. Panen kokon terlalu awal dapat merusak

pupa yang masih muda yang akibatnya kokon dapat membusuk dan menimbulkan kokon cacat

pintal (inside soiled cocoon).Sebaliknya jika terlambat dipanen, pupa sudah berubah menjadi

kupu yang akan menerobos kulit kokon, sehingga tidak dapat dipintal.pada tahap pemanenan.Seleksi kokon dilakukan untuk menentukan kualitas kokon dan berpengaruh pada harga kokon.Pisahkan kokon normal (tidak penyok dan berwarna putih bersih) dengan kokon cacat (kokondobel, kokon tipis, kokon berlubang, bentuk tidak normal, kokon pipih, dan kokon kotor). Setelahproses seleksi, kokon dikeringkan dengan cara pengovenan pada suhu 900 C selama 2 jam,kemudian 750 C selama 1,5 jam dan suhu 550 C selama 2,5 jam. Pengeringan kokon dilakukansampai harus betul-betul kering, sehingga beratnya kira-kira hanya tinggal 40% dari berat kokon

basah (fresh cocoon).

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh gakTauaku2 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Mon, 18 Apr 22