Jawaban:

Sejarah tipografi berawal dari munculnya sistem tulisan pada peradaban Mesir kuno, yang dikenal dengan hieroglyph. Pada awalnya, hieroglyph digunakan hanya untuk keperluan religi dan pemerintahan, namun kemudian juga digunakan untuk dokumentasi dan komunikasi sehari-hari. Pada peradaban Yunani dan Romawi, sistem tulisan yang digunakan adalah sistem tulisan tangan (scripta manu) yang ditulis dengan pena dan tinta pada kertas kering (papirus atau pergament).

Pada abad ke-15, mesin cetak digagas oleh Johannes Gutenberg yang memungkinkan produksi buku massal. Mesin cetak ini menggunakan sistem matriks yang dapat ditempelkan dan diganti-ganti sesuai dengan jenis huruf yang digunakan, yang dikenal sebagai jenis huruf cetak (typeface). Pada masa ini, tipografi berkembang pesat dengan munculnya berbagai jenis huruf cetak yang didesain untuk keperluan tertentu, seperti jenis huruf cetak untuk buku teks, majalah, surat kabar, dan lain-lain.

Pada abad ke-18 dan 19, tipografi mengalami perkembangan yang signifikan dengan munculnya jenis huruf cetak yang didesain secara rinci dan estetis. Didirikan pula kelas tipografi yang digunakan untuk mendesain jenis huruf yang digunakan dalam buku teks, yang dikenal sebagai jenis huruf serif. Kemudian muncul jenis huruf cetak non-serif yang digunakan untuk mencetak buku teks, yang dikenal sebagai jenis huruf sans-serif.

Pada abad ke-20, muncul teknologi komputer yang memungkinkan desain dan produksi tipografi dengan lebih mudah dan cepat. Kemudian, dikembangkan software design tipografi yang memungkinkan desainer untuk menciptakan jenis huruf yang unik dan inovatif. Dan seiring dengan kemajuan teknologi saat ini, tipografi juga mengalami perkembangan yang cepat, seperti tipografi digital, tipografi responsif, serta tipografi generatif.

Secara umum, sejarah tipografi berkembang dari hieroglyph yang digunakan hanya untuk keperluan religi dan pemerintahan, menjadi jenis huruf cetak yang digunakan untuk membuat buku massal, hingga sekarang yang digunakan