Mengapa tangga nada 8# dan seterusnya tidak dipakai dalam praktik

Berikut ini adalah pertanyaan dari Basiden pada mata pelajaran Seni untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Mengapa tangga nada 8# dan seterusnya tidak dipakai dalam praktik bermusik?

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban dan Penjelasan:

Alasan utama mengapa tangga nada dengan tanda aksidental (kromatis) lebih dari 7 (8♯, 9♯, dst, dan 8♭, 9♭, dst.) tidak dipakai dalam praktik bermusik adalah:

kepraktisan/kemudahan dalam penulisan dan pembacaan notasi musik.

________________________

Tangga nada 7♯ adalah C♯ (Cis) Mayor, yang dalam 1 oktafnya tersusun dari:

C♯, D♯, E♯, F♯, G♯, A♯, B♯   (lalu C♯ lagi dst.)

Bisa diperhatikan bahwa semua nada terkena ♯ (kres). Dalam hal posisi not, penulisan nada naturalnya pada paranada sama persis dengan tangga nada C Mayor. Yang membedakan adalah pada bagian tanda mula tertulis 7♯.

Bagi pemain musik atau penyanyi, juga bagi penulis/pencipta musik, memahami not pada tangga ini sedikit banyak akan terpengaruh dengan penulisan/pembacaan not pada tangga nada C Mayor, di mana secara natural tidak ada nada yang terkena kres (♯). Bisa dikatakan bahwa tangga nada C Mayor (atau paralel minornya yaitu A minor) adalah tangga nada yang paling mudah dibaca. Karena alasan inilah, jika kurang berlatih, akan menjadi rawan dalam memainkan/menyanyikan nada-nada yang tertulis.

Itu untuk 7♯. Lalu bagaimana dengan tangga nada 8♯?

Secara teori, tangga nada 8♯ adalah G♯ Mayor, dengan susunan nada:

G♯, A♯, B♯, C♯, D♯, E♯, F♯♯

Yang terakhir adalah F♯♯ (baca: F kres-ganda, atau F double-sharp). Pada notasi balok, kres-ganda memiliki simbol khusus, yaitu mirip dengan huruf "x". Jadi, F♯♯ ditulis dengan Fx.

Dengan demikian, jika kita hitung, pada tangga nada 8♯, ada 6 nada yang terkena tanda ♯ (kres), dan 1 nada terkena ♯♯ (kres-ganda/double-sharp). Secara matematis: 6♯ + 1×2♯ = 6♯ + 2♯ = 8♯.

Hal ini tentu akan menambah kesulitan tersendiri bagi penulis/pencipta musik, juga bagi pembaca notasi musik (pemain musik, atau penyanyi). Alih-alih menggunakan tangga nada 8♯, akan jauh lebih mudah menggunakan tangga nada yang ekuivalen enharmonik (enharmonic equivalent).

Nada G♯ ekuivalen enharmonik dengan nada A♭. Jadi, semua nada pada tangga nada G♯ Mayor, yang adalah tangga nada 8♯, ekuivalen enharmonik dengan semua nada pada tangga nada A♭ Mayor, yang merupakan tangga nada 4♭ (empat mol).

Tangga nada mana yang lebih mudah ditulis/dibaca, 8♯ atau 4♭? Jawabannya jelas, tangga nada 4♭. Hanya ada 4 nada pada tangga nada 4♭ yang terkena alterasi oleh tanda ♭ (mol).

Contoh selanjutnya.

Tangga nada 9♯ adalah tangga nada D♯ Mayor. Pada tangga nada 9#, terdapat 5 nada yang terkena ♯, dan 2 nada yang terkena ♯♯ (kres-ganda). Secara matematis: 5♯ + 2×2♯ = 5♯ + 4♯ = 9♯.

Dari pada menulis/membaca notasi musik pada tangga nada ini, akan jauh lebih mudah menulis/membaca notasi musik pada tangga nada mol yang ekuivalen, yaitu E♭ Mayor (D♯ ekuivalen enharmonik dengan E♭). Tangga nada E♭ Mayor adalah tangga nada dengan alterasi 3♭ saja. Hanya ada 3 nada yang terkena mol (♭). Pilih mana, 9♯ atau 3♭? Jelas pilih 3♭, karena akan jauh lebih sederhana penulisan notasinya.

Dasar pemikiran tersebut diterapkan terhadap alterasi tangga nada yang melibatkan lebih dari 7 kres atau 7 mol, sehingga secara praktis, tangga nada 8♯ hingga 15♯ dan 8♭ hingga 15♭ tidak digunakan.

Namun, dalam teori musik, tetap ada.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh henriyulianto dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Thu, 07 Apr 22