Keterangan yang handal mengenai prosesi Tabot yang biasa dilakukan pada 1 sampai 10 muharram adalah setiap harinya adalah Mengambil Tanah, Duduk Penja, Menjara, Meradai.

Pembahasan:

Sebuah upacara tradisional yang disebut 'Tabot' dan sering  diucapkan dengan nama 'Tabat', yang dikenal sebagai 'Tabui' di  daerah lain, yaitu Sumatera Barat, adalah  upacara berkabung Syiah. Upacara ini telah lama tumbuh dan berkembang dikalangan sebagian masyarakat di Kota Bengkulu, sehingga akhirnya dianggap sebagai upacara adat Bengkulu. Baik oleh masyarakat Sipai maupun  seluruh masyarakat Melayu Bengkulu. Dengan demikian, Upacara Tabot merupakan upacara adat masyarakat Melayu Bengkulu.

Seperti yang telah dijelaskan, nama "bahtera" berasal dari kata Arab "bahtera", yang secara harfiah berarti "kotak kayu" atau "kotak kayu". Menurut kepercayaan  Bani Israil saat itu, jika bahtera ini muncul dan jatuh ke tangan pemimpinnya, maka akan membawa keberuntungan bagi mereka. Tapi di sisi lain, jika Tabut itu hilang, itu bisa mendatangkan malapetaka.

Di Bengkulu sendiri, Upacara Tabot  merupakan  hari untuk berkabung  atas wafatnya Syaid Agung Husein Bin Ali Bin Abi Thalib, salah satu cucu Nabi Muhammad. Inti dari upacara tersebut adalah untuk mengingat upaya dan upaya para pemimpin Syi'ah dan rakyatnya untuk mengumpulkan bagian tubuh Husain. Setelah semua bagian tubuh dikumpulkan, mereka diarak dan dimakamkan di Padang Karbala. Seluruh ritual berlangsung selama sepuluh hari,  dari tanggal 1 hingga 10 Muharram. Tahapan ritual tabot adalah: ambil tanah, duduk di penja, menjara, meradai, arak penja, arak sorban, gom (musim istirahat/berkabung), arak gudan dan tabot buang.

Pelajari lebih lanjut:

Materi tentang seni pada souvenir yomemimo.com/tugas/51667092

#BelajarBersamaBrainly

#SPJ1