Desain thinking dapat membantu dalam mengatasi bencana banjir dengan mengidentifikasi masalah yang ada dan mencari solusi yang efektif untuk mengurangi dampak bencana tersebut. Berikut adalah beberapa contoh desain thinking dalam bencana banjir:

Observasi dan Empati: Tim desain dapat melakukan observasi langsung terhadap daerah yang terkena banjir, berinteraksi dengan masyarakat, dan mencari tahu kebutuhan mereka. Hal ini dapat membantu dalam memahami tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh masyarakat dalam menghadapi bencana banjir.

Definisi masalah: Setelah melakukan observasi, tim desain dapat menentukan masalah yang paling krusial yang dihadapi oleh masyarakat selama bencana banjir. Misalnya, kebutuhan akan makanan, air bersih, tempat berlindung, dan transportasi.

Ideation: Tim desain dapat mengembangkan berbagai ide untuk mengatasi masalah yang telah diidentifikasi. Misalnya, mereka dapat merancang sistem penyimpanan air, sistem pengairan, atau sistem peringatan dini.

Prototyping: Setelah mengembangkan ide-ide, tim desain dapat membuat prototipe untuk menguji keefektifan ide-ide tersebut. Misalnya, mereka dapat membuat model sistem penyimpanan air dan mengujinya untuk melihat apakah ide tersebut dapat berfungsi dengan baik dalam situasi banjir.

Testing: Setelah prototipe diuji, tim desain dapat mengumpulkan umpan balik dari pengguna atau masyarakat yang terkena dampak banjir. Hal ini akan membantu dalam memperbaiki ide-ide yang telah dikembangkan dan memastikan bahwa solusi yang dihasilkan dapat diimplementasikan dengan baik.

Dalam kesimpulannya, desain thinking dapat membantu dalam mengatasi bencana banjir dengan memahami kebutuhan masyarakat dan mengembangkan solusi yang efektif untuk mengurangi dampak bencana tersebut.