Jawaban:

Judul: Lika-liku dan Kesabaran dalam hidup

Latar Cerita:

(Di sebuah rumah yang tak berbentuk dengan tiang-tiang penyangga yang telah rapuh Anton hanya hidup dengan Ibunya karena ayahnya telah meninggal sejak dia masih kecil.)

Hmmmmm.... lelah rasanya aku rasanya hidup seperti ini tidak ada lagi seorang Ayah yang menjadi panutanku dalam hidup. Ya Allah apakah aku bisa menghadapi ujian darimu yang seperti ini? Anton telah ditinggalkan oleh ayahnya selama-lamanya sejak dia masih berumur 1 tahun.

(Sambil berpikir dan merenung sembari bertanya kepada Allah tentang kehidupannya saat ini).

Beberapa saat setelahnya Anton keluar rumah untuk menenangkan pikirannya yang suntuk.

Ya Allah dunia ini Engkau ciptakan begitu indah dan megahnya sungguh aku takjub dengan semesta alam ini.

(Kemudian Anton melihat sebuah keluarga yang terlihat bahagia dengan keluarga yang masih lengkap berjalan lewat di depannya)

Sembari dia berkata... Ayah, jika engkau mampu mendengar dan melihatku, aku sangat merindukanmu dan ingin sekali melihat wajahmu yang mirip denganku kata bunda. Aku tidak membutuhkan kemewahan, ataupun kemegahan duniawi, yang kuinginkan saat ini adalah Ayah ada disini bersamaku dan bunda untuk mengarungi hidup bersama dan menjalani kehidupan ini dengan kesederhanaan yang membahagiakan ragawi.

( Sambil mendongakkan kepala ke atas dan berdoa kepada Allah dan berharap doa'anya dikabulkan Allah SWT).

Lalu Anton berjalan lagi dengan tertatih-tatih dengan gerak yang tak seimbang dan dengan ucapan yang terbata-bata dia memandang di kejauhan ada seorang anak kecil yang sedang tertidur pulas di bawah jembatan, saat itu juga Anton mendekati anak kecil tersebut dan duduk disampingnya. Beberapa saat kemudian tiba-tiba.....

Jebretttttt.......... suara petir yang menggelegar seketika mengagetkan Anton

Anton berteduh di bawah jembatan karena di luar hujan deras disertai angin kencang sedang melanda.

Wah hujannya deras sekali ya. kapan aku bisa pulang ke rumah nih? kan sebentar lagi aku harus bantu bunda berjualan es.

(sambil menyandarkan badannya ke beton penyangga jembatan, Anton pun tertidur pulas.)

satu jam kemudian anton terbangun dan hujannya pun telah reda. Selanjutnya anton pulang ke rumah dan langsung membantu ibunya berjualan es lilin keliling.

Es... Es Es....... Es....... ( teriak anton sambil berjualan es membantu ibunya untuk mencukupi ekonomi keluarganya.)

Dengan gerak yang tak seimbang anton terus berjualan seharian demi kelangsungan hidupnya bersama sang ibu. Anton adalah seorang anak yang terlahir dengan organ tubuh yang kurang lengkap. Anton hanya memiliki satu kaki. Anton juga tak mampu berkomunikasi dengan baik dengan sesama teman sebayanya karena dia adalah seorang tuna wicara.

Setelah seharian berjualan, dia pun pulang ke rumah dengan wajah yang sumringah karena Es Lilinnya hari ini terjual habis.

Alhamdulillah ya… hari ini semua es lilinnya terjual habis. Terimakasih ya Allah atas semua limpahan nikmat yang telah kau curahkan kepada keluarga kami. Sekecil apapun itu kami tetap bersyukur karena masih banyak orang-orang yang kehidupannya lebih tidak layak dibandingkan dengan kami. Banyak hikmah hidup yang dapat kami tangkap, kami belajar bahwa hidup itu ada untuk dijalani dan dihadapi bukan untuk dihindari. Setiap ujian dalam hidup pasti ada hikmah untuk diambil pelajaran bagi manusia. Kami tahu bahwa Engkau yakin keluarga kami mampu melewati semua rintangan hidup ini dan seyakin itu jugalah aku dan bunda pasti mampu melewati kerasnya hidup ini. Kesabaran dalam setiap langkah kaki kami adalah kunci dan motivasi dalam hidup.Dan aku harap Engkau menjaga ayahku di SurgaMU ya Allah.Amin.

Meskipun anton terlahir dengan organ yang tidak lengkap, namun dia tidak kenal lelah dalam membantu ibunya untuk berjualan es lilin keliling. Kegigihannya sungguh luar biasa dan patut dicontoh oleh manusia yang punya organ lengkap namun tak mau melakukan kerja keras alias bermalas-malasan saja alias buang-buang waktu dalam hidupnya.