Jawaban:

Pada 9 April 1957, Soekarno membentuk kabinet yang diketuai oleh Djuanda Kartawidjaja bernama Kabinet Djuanda

Djuanda adalah orang yang tidak terikat dalam partai manapun dan sebelumnya juga sudah beberapa kali menjabat sebagai menteri.

Meskipun Kabinet Djuanda tidak mendapat kepercayaan dari parlemen, tetapi partai-partai besar mendukungnya.

Partai yang menentangnya adalah Masyumi, Partai Katolik, dan Partai Rakyat Indonesia. 

Dengan pertentangan ini, posisi Kabinet Djuanda pun melemah. 

Kegagalan utama dari Kabinet Djuanda adalah kegagalan konstituante dalam membentuk UUD baru yang disebabkan oleh kondisi politik di negeri yang tidak stabil. 

Akhirnya, Kabinet Djuanda dibubarkan Soekarno dengan memberlakukn Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 dan resmi tanggal 10 Juli 1959. 

Baca juga: Kabinet Djuanda: Penetapan, Susunan, Program Kerja, dan Pergantian

Kabinet Wilopo

Pada 19 Maret 1952, Soekarno menunjuk Wilopo sebagai formatur kabinet yang baru bernama Kabinet Wilopo.

Kabinet Wilopo mulai bertugas sejak tanggal 3 April 1952 hingga 3 Juni 1953.

Kabinet ini tidak berlangsung lama, karena muncul berbagai gerakan separatisme yang mengganggu stabilitas pemerintahan.

Kabinet Wilopo jatuh karena dianggap bersalah dalam penyelesaian persoalan tanah perkebunan di Sumatra Utara milik modal asing.

Akibatnya, tanggal 2 Juni 1953, Wilopo mengembalikan mandatnya kepada Presiden Soekarno dan Kabinet Wilopo berakhir. 

Referensi: 

Nasution, Adnan Buyung. (2009). Aspirasi Pemerintahan Konstitusional di Indonesia: Studi Sosio-Legal atas Konstituante, 1956-1959. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Penjelasan:

penjelasan ada di atas