Masyarakat Indonesia di era pra-aksara tahu tentang kerjasama. Kerjasama terlihat saat mengolah atau mengerjakan ladang dan sawah. Kerjasama dilakukan secara bersama-sama seperti membangun parit, membangun pintu gerbang, bahkan membangun rumah. Dengan bekerja sama, mereka dapat memahami, menghargai, membantu, dan bertanggung jawab satu sama lain. Pernyataan ini membuktikan bahwa masyarakat pada saat itu mengetahui akan nilai Gotong Royong.

Penjelasan:

Orang-orang prasejarah hidup secara sederhana. Mereka masih mengandalkan lingkungan alam untuk pembangunan. Di era pra-sastra, orang mulai berkreasi dengan menciptakan benda-benda yang dapat membantu mereka  mempertahankan kehidupan. Berdasarkan pola tempat tinggal, gaya hidup masyarakat Praksara dapat dibagi menjadi tiga kategori: nomaden, semi nomaden dan permanen. Kehidupan manusia purba memiliki dua karakteristik: tinggal di dekat  sumber air dan hidup di luar ruangan. Orang-orang awal yang  menetap di suatu tempat selalu memilih untuk tinggal di dekat  sumber air. Akibatnya, banyak reruntuhan kuno ditemukan di dekat sungai dan pantai.  Pada zaman prasejarah, manusia purba hidup dalam kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok memiliki sekitar 1015 anggota. Kolaborasi kelompok menunjukkan bahwa manusia purba berinteraksi pada saat ini. Mereka membentuk kelompok kecil untuk berburu bersama. Bekerja sama dalam kelompok memungkinkan mereka untuk menaklukkan hewan besar. Kuda, badak, kerbau, banteng, rusa, monyet, dll. hidup di dalam tubuh. Saat berburu, mereka menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, tetapi bahasanya masih  sederhana.

Pelajari lebih lanjut:

Pelajari lebih lanjut materi tentang manusia praaksara, pada: yomemimo.com/tugas/15974375

#BelajarBersamaBrainly