Berikut ini adalah pertanyaan dari farahmutia8714 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban: Baik agama dan filsafat adalah dua entry yang berbeda, namun tidak ada alasan keduanya tidak dapat bertemu. Sintesa agama dan filsafat merupakan pekerjaan klasik untuk menyibak kebenaran keduanya. Tulisan ini membahas upaya penyelarasan yang dilakukan oleh Al-Kindi, di mana warisan Al-Kindi tersebut kemudian dilanjutkan oleh filsuf-filsuf setelahnya, seperti Abu Nashr Al-Farabi, Abu Ali bin Sina dan seterusnya.
Bernama lengkap Abu Yusuf Ya’qub bin Ishaq bin Sabbah bin Imran bin Ismail Al-Ash’ats bin Qais Al-Kindi, seorang filsuf Arab pertama. Al-Kindi lahir tahun 801 M di Kufah, Iraq. Beruntung Al-Kindi lahir pada masa Dinasti Abbasiyyah dalam keadaan intelektual dan sosial politik yang sangat dinamis. Keadaan tersebut memberi keuntungan tersendiri baginya karena kemapanan internal dan tidak terganggunya ekonomi keluarga membawanya dapat mengakses dengan mudah literatur-literatur asli Yunani (Drajat, 2006: 9-10).
Di masa Al-Kindi, filsafat belum terlalu dikenal dalam tradisi keilmuan Islam. Dalam hal ini, dia adalah orang pertama yang mengenalkan pemikiran Yunani ke dunia Arab. Dia memang tidak dapat mengakses bahasa Yunani, sehingga ia mengandalkan terjemahan dari penerjemah Kristen, di antaranya: Abd Al-Masih bin Naiman (penerjemah Enneads), Eustathius (penerjemah Metaphysic), dan Yahya bin Al-Bitriq (penerjemah De Caelo, De Anima).
Kekurangan dalam penguasaan bahasa Yunani itu menjadikan Al-Kindi keliru dalam memilih sumber otentik Aristoteles. Seperti buku Enneads yang dalam tradisi Islam dikenal dengan Teologi Aristoteles yang digunakan Al-Kindi ternyata bukan dari Aristoteles. Selain itu, Peter Adamson dalam A History of Islamic Philosophy membandingkan lembaga terjemah yang dipimpin Al-Kindi tidak seakurat lembaga terjemah yang dipimpin rekan sejawatnya yaitu Hunain bin Ishaq Al-Ibadi (Adamson, 2016: 27).
Bagaimanapun sebagai seorang pertama kali mempopulerkan filsafat, tentu Al-Kindi memiliki beberapa tantangan dan kesulitan. Setidaknya ada 2 kesulitan yang dihadapinya:
Pertama, Al-Kindi kesulitan memaparkan gagasan filosofisnya ke dalam bahasa Arab karena pada masa itu bahasa Arab masih kekurangan istilah-istilah teknis yang tercantum dalam literatur Yunani.
Untuk menghadapi masalah tersebut, Al-Kindi melakukan penerjemahan istilah-istilah bahasa Yunani sesuai dengan gramatika yang ada dalam bahasa Arab, mengambil istilah bahasa Yunani (seperti philosophia) yang dijelaskan dalam kata-kata Arab murni (falsafah), memberi makna baru pada istilah-istilah yang telah lama dikenal (Atiyeh, 1983:10-12).
Kedua, adanya pertentangan dan serangan dari kalangan tertentu, yang menganggap filsafat sebagai bid’ah dan kekufuran. Dalam hal ini, Al-Kindi berupaya menyelesaikan masalah tersebut dengan memberikan penyelarasan antara agama dan filsafat.
Untuk masalah kedua ini, hingga saat ini pun dapat dijumpai segolongan dari umat Islam sendiri yang masih mempertentangkan filsafat dan Islam itu sendiri.
Penjelasan: maaf kaka kalau salah,semoga bener ya:) semangat belajar kaka
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh fullsenyumygy dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Sun, 19 Feb 23