Toleransi adalah salah satu ajaran dalam islam washatiyah. Pendapat saya tentang peraturan mengenai toa masjid yang diatur oleh menag adalah benar, karena mengatur bagaimana kapan waktu menggunakan pengeras suara dalam dan kapan menggunakan pengeras suara luar dan mengatur volume nya menjadi volume yang standar, yaitu apabila suara terlalu keras maka suara yang dikeluarkan menjadi tidak jelas. Selain itu juga kita hidup berkelompok yang didalamnya mungkin terdapat warga non muslim, dan hendaknya kita tetap menghormati satu sama lain yang sesuai dengan ajaran nabi. Yang menjadi masalah justru membandingkan suara azan dengan suara seekor hewan yang kita tahu bagaimana bunyi suaranya.

Penjelasan:

Kita tahu bahwa nabi kita dalam mengajarkan agama islam pada saat di kota madinah selalu mengajarkan tentang bagaimana kita selalu menjalin hubungan persaudaraan, toleransi antar umat beragama serta semangat tidak kenal lelah dalam berdakwah, dan toleransi antar umat beragama juga terdapat pada islam washatiyah.

Seperti permasalahan yang ada di Indonesia tentang pro dan kontra penggunaan toa masjid. Menag mengatur bagaimana menggunakan toa masjid yang seharusnya. Aturan menggunakan toa masjid hanya mengurangi volumenya saja bukan berarti tidak boleh. Karena apabila penggunaannya terlalu keras juga suara yang dikeluarkan dari toa tersrbut menjadi tidak jelas, oleh sebab itu mengurangi sedikit volumenya tentu tidak mengapa. Akan tetapi yang salah justru ucapan tentang perumpamaan tersebut seperti bunyi suara seekor hewan yang kita sudah kenal bagaimana bunyinya. Tentu kita tahu bahwa suara azan dan hewan tersrbut itu berbeda. Azan memiliki irama yang begitu merdu karena merupakan panggilan sholat.

Pelajari lebih lanjut

Materi tentang akidah islam yang wasathiyah dapat dilihat pada yomemimo.com/tugas/38353057

#BelajarBersamaBrainly