Jawaban:

Sebelum kedatangan Nabi Muhammad saw. ke Yastrib (yang kemudian dikenal sebagai Madinah), masyarakat di daerah tersebut terlibat dalam berbagai bentuk kepercayaan dan praktik spiritual. Meskipun tidak mungkin untuk memberikan gambaran lengkap tentang kepercayaan mereka, terdapat beberapa informasi yang diketahui tentang praktik-praktik keagamaan pra-Islam di Arab pada umumnya.

Sebelum Islam, masyarakat Arab umumnya terlibat dalam praktik keagamaan yang beragam. Beberapa suku Arab percaya pada kuasa roh-roh atau jin, dan mereka meyakini bahwa benda-benda tertentu dapat mengandung kekuatan magis atau spiritual. Ini mencakup batu-batu, pohon-pohon tertentu, tempat-tempat suci, dan benda-benda lain yang dianggap memiliki koneksi dengan dunia spiritual.

Masyarakat Arab pra-Islam juga memiliki berbagai dewa dan dewi yang mereka sembah. Setiap dewa atau dewi ini dianggap memiliki pengaruh atau kekuatan tertentu, dan mereka diyakini dapat dipengaruhi melalui persembahan, doa, atau ritual khusus.

Namun, setelah kedatangan Nabi Muhammad saw. dan penyebaran ajaran Islam, masyarakat di Yastrib dan seluruh Arab menjalani transformasi besar. Islam mengajarkan tauhid, keimanan kepada satu Tuhan yang Maha Esa, dan melarang praktik-praktik penyembahan kepada benda-benda lain. Praktik-praktik keagamaan pra-Islam secara bertahap ditinggalkan, dan masyarakat mengadopsi keyakinan dan ajaran Islam sebagai agama mereka.

Dengan demikian, seiring penyebaran Islam, kepercayaan pada kekuatan benda-benda di Yastrib dan Arab secara keseluruhan perlahan-lahan digantikan oleh keyakinan Islam yang menekankan penyembahan yang tulus dan eksklusif kepada Allah SWT.